@thebiblesay

Rabu, 24 September 2014

Bijak Melihat Kesempatan

Amsal 27:12 “kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka”

                Dalam acar persekutuan doa, seorang teman menceritakan pengalamannya tentang sebuah kesempatan yang ternyata berujung petaka baginya. Dari sebuah iklan surat kabar, ia menemukan sebuah peluang pekerjaan dengan hasil menggiurkan. “bayangkan, hanya membersihkan semangkuk sarang wallet bisa menerima upah Rp 100.000,-“ katanya. Karena tergiur hasil yang besar, ia lalu mengambil kesempatan itu dengan mendatangi alamat yang di maksud. Awalnya benar, ia diberi sarang wallet berbentuk mangkuk untuk dikerjakan dirumah. Kurang dari setengah jam ia menyelesaikan pekerjaannya. Dan ia pun langsung diberi upah 100 ribu rupiah. Menggiurkan bukan? Lalu pemilik bisnis ini menawarinya untuk bisa mengerjakan sarang burung wallet dengan jumlah yang lebih banyak asal mau membayar jaminan 2 setengah juta rupiah. Tergiur upah jutaan rupiah dalam tempo singkat, ia tanpa piker panjang langsung membayarnya. Apa yang terjadi kemudian? Di waktu yang di janjikan, saat ia mendatangi alamat itu ternyata pemilik bisnis itu sudah pergi tak berbekas. “ternyata, setiap kesempatan atau peluang yang nampaknya mendatangkan keuntungan, tidak semuanya adalah kesempatan yang baik, melainkan dapat berisi malapetaka.” Katanya dengan nada sedih.

                Tentang sebuah kesempatan, penulis Amsal mengingatkan agar kita bisa bersikap arif agar tidak jatuh dalam malapetaka. Bagaimana caranya? Orang yang arif atau bijaksama akan selalu berusaha mengenali situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya, sehingga ia tahu mengambil keputusan. Orang bijak akan memilih kesempatan yang baik, dan menolak kesesatan, meskipun kesesatan itu memberinya keuntungan. Tapi “orang yang tak berpengalaman” lebih memilih keuntungan besar yang ujung-ujungnya mendatangkan malapetaka. Modus kejahatan makin beragam. Mereka selalu menyalut kejahatan dengan hal-hal yang menggiurkan tetapi ujung-ujungnya malapetaka. Itu sebabnya, kita perlu bersikap arif terhadap kesempatan yang menawarkan keuntungan besar. Dengan bersikap arif, kita dapat mengenali apakah kesempatan itu memberi keutungan atau menyesatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar