Suatu ketika di sebuah desa kecil ada seorang pemuda miskin dan seorang wanita yg kaya tetapi buta.
Suatu hari mereka berkenalan. Rasa saling suka pun hadir didalam hati mereka.
Singkat cerita, akhirnya mereka menjalin hubungan percintaan. Hubungan ini berjalan dr hari ke hari dan bulan ke bulan hingga tahun ke tahun.
Suatu saat si pemuda bertanya kepada si wanita "Suatu hari nanti jika Tuhan izinkan kamu bisa melihat dunia ini apa yg ingin kamu lakukan?"
Gadis itu menjawab, "Satu hal yg menjadi kerinduan saya, saya ingin melihat orang yg paling saya cintai (Si pemuda) dan aku berjanji setelah aku bisa melihat nanti aku akan menikah denganmu." Kata gadis tersebut.
Singkat cerita si gadis mendapatkan donor mata dan si gadis pun di operasi.
Tibalah pada hari dimana si gadis harus membuka perbannya dan betapa terkejutnya si gadis ketika melihat orang yang selama ini ia cintai (Si pemuda) ternyata buta.
Dengan spontan si gadis berkata "Saya membatalkan apa yang pernah saya janjikan. Saya tidak akan pernah mau menikah denganmu!!!"
Dengan perasaan kecewa si pemuda pulang kerumah dengan meneteskan air mata. si pemuda menuliskan sebuah pesan diatas kertas kecil yg berisi "Aku mencintaimu" begitulah tulisan dalam kertas tersebut.
Singkat cerita gadis itu pun menikah dengan pria lain yang jauh lebih tampan dan kaya. Dan si pemuda buta itu pun diundang kepernikahannya.
Si pemuda pun datang kepernikahan si gadis dengan membawa sepucuk surat.
Ketika habis memberikan surat itu kepada si gadis. Si pemuda itu pun langsung pergi dari acara pernikahan tersebut.
Akhirnya si gadis pun membuka dan membaca surat tersebut. Betapa terkejut dan sedihnya gadis itu ketika membaca surat tersebut.
Isi suratnya ---> "Happy marriage to the apple of eye ♥ Tolong jaga baik-baik mataku ♥"
Ternyata si pemuda yang sudah di tolak itulah yg memberikan sepasang matanya buat si gadis yang sangat ia cintai.
-TAMAT-
Disuatu kerjaan yang besar, Ada seorang raja yang sedang pusing karena ada sebuah gerakan pemberontakan di kerajaannya.
Ada sekelompok orang yang sepertinya tidak menyukai kepemimpinan raja ini.
Suatu ketika ada beberapa dokumen penting yang hilang dari ruangan kerjanya.
Sang Raja menjadi sangat marah karena kejadian ini.
Lalu Sang Raja mengumumkan kepada seluruh anak buahnya bahwa siapa yg ketahuan mengambil dokumen tersebut akan dicambuk 100 kali di depan semua orang.
Setelah beberapa hari sang raja menjadi sedih ketika tahu yg mengambil dokumen tersebut adalah ibu mertuanya beserta adik iparnya perempuan.
Mereka rupanya ikut dalam gerakan yang ingin menjatuhkan raja.
Yang membuatnya lebih sedih adalah ibu mertua & adik iparnya memohon dengan sangat untuk tidak dihukum & berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
Sang permaisuri juga kemudian ikut memohon kepada raja untuk tidak menghukum ibunya karena dia berjanji akan meminta mereka untuk tidak memberontak lagi.
Namun di satu sisi, media sudah mengangkat berita ini dan mereka ingin melihat apa tindakan raja selanjutnya.
Kalau dia tidak menghukum, maka dia akan dianggap tidak tegas dan ini bisa memperkuat arus pemberontakan terhadap dirinya.
Kalau dia menghukumnya, maka bisa jadi dia akan kehilangan cinta dan dukungan isterinya sendiri.
Ditambah usia ibu mertuanya yang sudah tua tidak memungkinkan dia untuk sanggup menerima 100 cambukan.
Apa yang harus dilakukan sang raja?
Sang raja memutuskan untuk memanggil semua anggota istana untuk menjalankan keputusannya.
Ibu mertuanya dan adik iparnya dibawa keluar oleh seorang penjaga.
Mereka gemetar karena takut menghadapi hukuman dan media siap merekam peristiwa ini.
Lalu sang raja maju ke depan dan berkata "Agar kalian bisa melihat, bahwa kebenaran dan keadilan harus ditegakkan tanpa memandang siapapun orangnya dalam kerajaan ini, yang bersalah tetap bersalah dan mereka harus dihukum. Wahai algojo, cambuklah mereka seratus kali di hadapan orang banyak ini!"
Semua orang terdiam mendengar perintah raja tersebut.
Ketika sang algojo hendak memulai hukuman cambuk, sang raja berdiri dari tempat duduknya dan mencegahnya, lalu raja berkata “Mereka tetap dihukum, tetapi biarlah aku yang menanggung hukuman mereka.“
Raja membuka bajunya dan menerima cambukan seratus kali untuk mengganti hukuman ibu mertua dan adik iparnya.
Setelah hukuman usai dilaksanakan, sang raja dibawa kembali ke dokter istana karena punggungnya mengeluarkan darah dengan hebat.
Semua orang yang melihat hal ini terharu dan menangis, termasuk juga musuh-musuhnya.
Sang raja berhasil memenangkan kebenarannya dengan kasih.
-TAMAT-
ada seorang pengusaha yang sangat sukses dan kaya.
Namun, pengusaha ini adalah orang yang mempunyai prilaku dan watak yang buruk.
Suatu hari, pengusaha tersebut jatuh di kamar mandi dan akhirnya stroke.
Sudah 7 malam dia dirawat di RS di ruang ICU.
Di saat orang-orang terlelap dalam mimpi malam, dalam dunia roh seorang malaikat menghampiri si pengusaha yang terbaring tak berdaya.
Malaikat memulai pembicaraan, "Kalau dalam waktu 24 jam ada 50 orang berdoa buat kesembuhanmu, maka kau akan hidup. Dan sebaliknya jika dalam 24 jam jumlah yang aku tetapkan belum terpenuhi, itu artinya kau akan meninggal dunia!"
“Kalau hanya mencari 50 orang, itu mah gampang” kata si pengusaha ini dengan yakinnya.
Setelah itu Malaikat pun pergi dan berjanji akan datang 1 jam sebelum batas waktu yang sudah disepakati.
Singkat cerita, Tepat pukul 23:00, Malaikat kembali mengunjunginya.
Dengan antusiasnya si pengusaha bertanya, "Apakah besok pagi aku sudah pulih? Pastilah banyak yang berdoa buat aku, jumlah karyawan yang aku punya lebih dari 2000 orang.
Jadi kalau hanya mencari 50 orang yang berdoa pasti bukan persoalan yang sulit." Kata pengusaha tersebut.
Dengan lembut si Malaikat berkata, "Anakku, aku sudah berkeliling mencari suara hati yang berdoa buatmu. Tapi sampai saat ini baru 3 orang yang berdoa buatmu. Sementara waktumu tinggal 60 menit lagi. Rasanya mustahil kalau dalam waktu dekat ini ada 50 orang yang berdoa buat kesembuhanmu.”
Tanpa menunggu reaksi dari si pengusaha, si malaikat menunjukkan layar besar berupa TV siapa 3 orang yang berdoa buat kesembuhannya. Di layar itu terlihat wajah duka dari sang istri, di sebelahnya ada 2 orang anak kecil. Putra putrinya yang berdoa dengan khusuk dan tampak ada tetesan air mata di pipi mereka.
Kata Malaikat, "Aku akan memberitahukanmu, kenapa Tuhan rindu memberikanmu kesempatan kedua?
Itu karena doa istri dan anak-anakmu yang tidak putus-putus berharap akan kesembuhanmu." Jawab sang Malaikat.
Lalu kembali terlihat dimana si istri sedang berdoa jam 2:00 subuh.
Didalam doanya sang Istri berkata "Tuhan, aku tahu kalau selama hidupnya suamiku bukanlah suami atau ayah yang baik! Aku tahu dia sudah mengkhianati pernikahan kami, aku tahu dia tidak jujur dalam bisnisnya. Dan kalaupun dia memberikan sumbangan, itu hanya untuk popularitas saja untuk menutupi perbuatannya yang tidak benar dihadapanMu, tapi Tuhan, tolong pandang anak-anak yang telah Engkau titipkan pada kami. Mereka masih membutuhkan seorang ayah. Hamba tidak mampu membesarkan mereka seorang diri." Dan setelah itu istrinya berhenti berkata-kata tp air matanya semakin deras mengalir di pipinya yg kelihatan tirus karena kurang istirahat.
Melihat peristiwa itu, tanpa terasa, air mata mengalir di pipi pengusaha ini.
Timbul penyesalan bahwa selama ini bahwa dia bukanlah suami yang baik dan bukanlah ayah yang menjadi contoh bagi anak-anaknya.
Malam ini dia baru menyadari betapa besar cinta istri dan anak-anak padanya.
Waktu terus bergulir, waktu yang dia miliki hanya 10 menit lagi.
Melihat waktu yang makin sempit semakin menangislah si pengusaha ini.
Penyesalan yang luar biasa. Tapi waktunya sudah terlambat ! Tidak mungkin dalam waktu 10 menit ada yang berdoa 47 orang.
Dengan setengah bergumam dia bertanya ”Apakah diantara karyawanku, kerabatku, teman bisnisku, teman organisasiku tidak ada yg berdoa buatku?”
Jawab si Malaikat, "Ada beberapa yang berdoa buatmu. Tapi mereka tidak tulus. Bahkan ada yang mensyukuri penyakit yang kau derita saat ini. Itu semua karena selama ini kamu arogan, egois dan bukanlah atasan yang baik. Bahkan kau tega memecat karyawan yang tidak bersalah."
Si pengusaha tertunduk lemah, dan pasrah kalau malam ini adalah malam yang terakhir buat dia.
Tapi dia minta waktu sesaat untuk melihat anak dan si istri yang setia menjaganya sepanjang malam.
Air matanya tambah deras, ketika melihat anaknya yang sulung tertidur di kursi rumah sakit.
Disitu juga ada istrinya yang kelihatan lelah juga tertidur di kursi sambil memangku si bungsu.
Ketika waktu menunjukkan pukul 24:00, tiba-tiba si Malaikat berkata, "Anakku, Tuhan melihat air matamu dan penyesalanmu! Kau tidak jadi meninggal, karena ada 47 orang yang berdoa buatmu tepat jam 24:00."
Sambil tersenyum si Malaikat menunjukkan suatu tempat yang pernah dia kunjungi bulan lalu.
"Bukankah itu Panti Asuhan?” kata si pengusaha pelan.
"Benar anakku, kau pernah memberi bantuan bagi mereka beberapa bulan yang lalu. Walau aku tahu tujuanmu saat itu hanya untuk mencari popularitas saja dan untuk menarik perhatian pemerintah dan investor luar negeri. Tadi pagi, salah seorang anak panti asuhan tersebut membaca di koran kalau seorang pengusaha terkena stroke dan sudah 7 hari di ICU. Setelah melihat gambar di koran dan yakin kalau pria yang sedang koma adalah kamu pria yang pernah menolong mereka. Akhirnya anak-anak panti asuhan sepakat berdoa buat kesembuhanmu."
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya." (Matius 21:22)
Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16)
-TAMAT-
Pada suatu hari ada seorang anak yang lahir dari keturunan (Ibu dan Ayahnya) atheis.
Keluarga tersebut tinggal di sebuah apartement di kota New York.
Suatu hari, ayah dan ibunya bertengkar hebat. Hingga sang ayah menembak sang ibu dan kemudian ia bunuh diri.
Anaknya menyaksikan kejadian tersebut. Setelah peristiwa itu, ia diadopsi oleh sebuah keluarga yang beragama Kristen.
Suatu hari, anak ini dibawa ke gereja untuk pertama kalinya.
Ibu angkatnya mengatakan kepada guru bahwa anak itu belum pernah mendengar tentang Yesus.
Dan kemudian kelas sekolah minggu dimulai, guru itu mengangkat gambar Yesus dan bertanya.
"Adakah di antara kalian yg mengetahui siapa ini?" Dengan cepat anak itu mengangkat tangan dan menjawab.
Lalu anak ini menjawab "Aku tahu,itulah orang yang memelukku di malam kedua orangtuaku meninggal"
-TAMAT-
Pada suatu hari, di hari minggu. Ada sebuah Gereja yang mengadakan sebuah Ibadah.
Seperti biasanya setelah beberapa nyanyian pujian pada Kebaktian Minggu, Pendeta gereja itu perlahan-lahan berdiri & berjalan menuju mimbar.
Namun kali ini sebelum ia memulai kotbahnya, secara singkat ia memperkenalkan seorang Pendeta tamu yang hadir pada Kebaktian hari itu.
Dalam ucapan perkenalan, si Pendeta menyebutkan bahwa Pendeta tamu tersebut adalah teman karibnya sewaktu ia masih kanak-kanak
Lalu ia meminta kepadanya untuk memperkenalkan dirinya kepada Jemaat.
Dia juga meminta agar Pendeta tamu tersebut berbagi sedikit pengalaman yang mungkin bermanfaat untuk disampaikan dalam Kebaktian hari itu
Kemudian Pendeta tua tersebut mengayunkan langkahnya menuju ke atas mimbar dan mulai berbicara.
Lalu dia mulai bercerita "ada seorang ayah dan anaknya serta seorang teman dari anaknya pergi berlayar di Pantai Lautan Pasifik. Namun ada angin topan dahsyat menghalangi usaha mereka untuk kembali ke tepi pantai," demikian ia memulai ceritanya.
"Gelombang ombak sedemikian besar & kerasnya membuat sang ayah yang walaupun seorang pelaut yang handal, tidak dapat menguasai kapal layarnya lagi.
Lalu kapal itu pun terbalik dan menenggelamkan mereka bertiga ke dalam air"
Pendeta tua itu berhenti sejenak dan beradu pandangan dengan 2 orang anak remaja yang duduk didepan mimbar.
Sejak mulai Kebaktian
kelihatannya kedua remaja ini sangat tertarik dengan cerita pendeta tua tersebut.
Pendeta tua itu mulai meneruskan ceritanya.
"Dengan memegang pelampung penyelamat bertali, sang ayah harus membuat keputusan yang paling krusial dalam hidupnya.
kepada siapa ujung tali pelampung itu harus dilemparkan? Ia hanya mempunyai beberapa detik untuk memutuskan. Sang ayah tahu bahwa anaknya adalah seorang Kristen sedangkan teman anaknya itu bukan. Gelombang yang ganas tidak dapat lama menunggu keputusan sang ayah. Akhirnya ia segera melemparkan ujung tali pelampung itu kepada teman anaknya sambil berteriak, 'Anakku, aku mencintaimu, nak!' :')
Pada saat sang ayah menarik teman anaknya itu kembali ke kapal yg terbalik itu, anaknya sendiri sdh menghilang ditelan oleh ganasnya gelombang :(
Dan tubuh anaknya itu tidak pernah diketemukan lagi."
Kedua anak remaja yg duduk
di depan mimbar tersebut dengan cemas tidak sabar lagi menunggu lanjutan cerita yang keluar dari mulut Pendeta tua itu.
Pendeta tua melanjutkan, sang ayah tahu bahwa anaknya berada di tempat menuju kehidupan kekal bersama Yesus. Dan ia tidak dapat membayangkan apa jadinya kalau teman anaknya yang belum mengenal Yesus berakhir hidupnya pada waktu tersebut. Itulah sebabnya ia mengorbankan anaknya sendiri untuk menolong teman anaknya itu.
"Betapa besarnya kasih Allah sehingga Ia harus melakukan hal yang sama untuk kita. Allah Bapa Surgawi sudah mengorbankan Anak TunggalNya supaya kita bisa diselamatkan. Saya mohon supaya kalian semua bersedia menerima tawaran Nya untuk menolong anda. Dan supaya kita memegang erat ujung tali pelampung penyelamat yang Dia lemparkan kepada Anda dalam kebaktian ini.
Keheningan memenuhi ruangan gereja begitu Pendeta tua tersebut kembali ke tempat dan duduk di kursinya.
Setelah kebaktian selesai, kedua anak remaja yang duduk di depan mimbar tadi datang menemui Pendeta tua.
Salah seorang darinya dengan sopan berkata, "Itu tadi adalah suatu cerita yang sangat bagus tapi, saya rasa tidak realistis karena sangat tidak masuk akal bagi seorang ayah yang rela mengorbankan anaknya sendiri meskipun dengan harapan bahwa teman anaknya itu akan menjadi Kristen."
"Yah, mungkin kamu benar dari sudut pandangmu," jawab Pendeta tua itu sambil melirik ke Alkitabnya yang sudah lusuh.
Kemudian dengan senyuman yang melebar di wajahnya ia memandang kedua anak remaja itu dan berkata, "Nampaknya tidak realistis, bukan? Tetapi saya berdiri di sini hari ini untuk mengatakan kepada kalian bahwa dari pengalaman cerita saya tadi. Saya benar-benar tahu bagaimana perasaan dari Allah Bapa yang sudah mengorbankan AnakNya bagi saya. Ketahuilah bahwa sebenarnya saya ini adalah ayah dari anak dalam cerita saya tadi & Pendeta kalian disini adalah teman anak saya itu."
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
(Yohanes 3:16)