Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata Petrus kepada Yesus, ”Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: ”Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia.”
Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan. Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata, ”Berdirilah, jangan takut!” Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri. Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, ”Jangan kamu ceritakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati.”
Renungan
Dalam Injil hari ini kita dengar bagaimana Petrus, Yakobus, dan Yohanes mengalami peristiwa iman saat Yesus berubah rupa di depan mereka. Dan seketika itu juga Petrus menjawab, ”Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini…”
Hari ini kita merayakan Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya. Perayaan ini hendaknya tidak sekadar upacara, namun mengantar kita kepada iman akan Yesus, Allah Penyelamat, yang menebus segala dosa kita agar layak memandang kemuliaan-Nya juga kelak. Membawa dan mengantar kita kepada iman yang sama sebagaimana yang dialami oleh ketiga Rasul di Gunung Tabor.
Hari ini hati kita juga berbunga-bunga, seperti Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Seperti para imam yang mendampingi Uskup dalam misa pontifikal, yang merasa bangga dan bahagia karena mendapat anugerah istimewa.
Doa: Yesus Tuhanku, semoga cahaya yang memancar dari tubuh-Mu di Gunung Tabor juga memenuhi hatiku dan seluruh Gereja, Tubuh Mistik-Mu di dunia. Amin.
Selasa, 30 September 2014
Senin, 29 September 2014
Amazing Grace
YOH 1:10-14: Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.�
YOH 3:16-18: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
LUK 2:10-14: Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk�seluruh bangsa:
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.seluruh bangsa:�
Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."�
Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:�
Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.
YESAYA 9:5-6 (400 TAHUN SEBELUM YESUS LAHIR): Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.�
Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.
MIKHA 5:1-3 (350 TAHUN SEBELUM YESUS LAHIR): Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.�
Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.
Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi,
KELUARAN 6:1-3 (TUHAN BERFIRMAN KEPADA MUSA SEKITAR 1500 TAHUN SEBELUM YESUS LAHIR, BAHWA ALLAH AKAN MENAMPAKKAN DIRI SEBAGAI TUHAN PADA MANUSIA): Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Akulah TUHAN.�
Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri.�
Bukan saja Aku telah mengadakan perjanjian-Ku dengan mereka untuk memberikan kepada mereka tanah Kanaan, tempat mereka tinggal sebagai orang asing,�
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.�
YOH 3:16-18: Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
LUK 2:10-14: Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk�seluruh bangsa:
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.seluruh bangsa:�
Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."�
Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Allah, katanya:�
Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.
YESAYA 9:5-6 (400 TAHUN SEBELUM YESUS LAHIR): Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.�
Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.
MIKHA 5:1-3 (350 TAHUN SEBELUM YESUS LAHIR): Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.�
Sebab itu ia akan membiarkan mereka sampai waktu perempuan yang akan melahirkan telah melahirkan; lalu selebihnya dari saudara-saudaranya akan kembali kepada orang Israel.
Maka ia akan bertindak dan akan menggembalakan mereka dalam kekuatan TUHAN, dalam kemegahan nama TUHAN Allahnya; mereka akan tinggal tetap, sebab sekarang ia menjadi besar sampai ke ujung bumi,
KELUARAN 6:1-3 (TUHAN BERFIRMAN KEPADA MUSA SEKITAR 1500 TAHUN SEBELUM YESUS LAHIR, BAHWA ALLAH AKAN MENAMPAKKAN DIRI SEBAGAI TUHAN PADA MANUSIA): Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Akulah TUHAN.�
Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri.�
Bukan saja Aku telah mengadakan perjanjian-Ku dengan mereka untuk memberikan kepada mereka tanah Kanaan, tempat mereka tinggal sebagai orang asing,�
Rabu, 24 September 2014
Bijak Melihat Kesempatan
Amsal 27:12 “kalau orang bijak melihat malapetaka,
bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu
kena celaka”
Dalam acar
persekutuan doa, seorang teman menceritakan pengalamannya tentang sebuah
kesempatan yang ternyata berujung petaka baginya. Dari sebuah iklan surat
kabar, ia menemukan sebuah peluang pekerjaan dengan hasil menggiurkan. “bayangkan,
hanya membersihkan semangkuk sarang wallet bisa menerima upah Rp 100.000,-“
katanya. Karena tergiur hasil yang besar, ia lalu mengambil kesempatan itu
dengan mendatangi alamat yang di maksud. Awalnya benar, ia diberi sarang wallet
berbentuk mangkuk untuk dikerjakan dirumah. Kurang dari setengah jam ia
menyelesaikan pekerjaannya. Dan ia pun langsung diberi upah 100 ribu rupiah. Menggiurkan
bukan? Lalu pemilik bisnis ini menawarinya untuk bisa mengerjakan sarang burung
wallet dengan jumlah yang lebih banyak asal mau membayar jaminan 2 setengah
juta rupiah. Tergiur upah jutaan rupiah dalam tempo singkat, ia tanpa piker panjang
langsung membayarnya. Apa yang terjadi kemudian? Di waktu yang di janjikan,
saat ia mendatangi alamat itu ternyata pemilik bisnis itu sudah pergi tak
berbekas. “ternyata, setiap kesempatan atau peluang yang nampaknya mendatangkan
keuntungan, tidak semuanya adalah kesempatan yang baik, melainkan dapat berisi
malapetaka.” Katanya dengan nada sedih.
Tentang
sebuah kesempatan, penulis Amsal mengingatkan agar kita bisa bersikap arif agar
tidak jatuh dalam malapetaka. Bagaimana caranya? Orang yang arif atau bijaksama
akan selalu berusaha mengenali situasi dan kondisi yang sedang dihadapinya,
sehingga ia tahu mengambil keputusan. Orang bijak akan memilih kesempatan yang
baik, dan menolak kesesatan, meskipun kesesatan itu memberinya keuntungan. Tapi
“orang yang tak berpengalaman” lebih memilih keuntungan besar yang
ujung-ujungnya mendatangkan malapetaka. Modus kejahatan makin beragam. Mereka selalu
menyalut kejahatan dengan hal-hal yang menggiurkan tetapi ujung-ujungnya
malapetaka. Itu sebabnya, kita perlu bersikap arif terhadap kesempatan yang
menawarkan keuntungan besar. Dengan bersikap arif, kita dapat mengenali apakah
kesempatan itu memberi keutungan atau menyesatkan.
Selasa, 23 September 2014
menanti Tuhan
Baca: Yesaya 40:28-31
"tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya;" Yesaya 40:31
Tuhan memiliki rancangan yang baik bagi umat-Nya yaitu rancangan damai sejahtera dan hari depan penuh harapan (baca Yeremia 29:11). Karena itulah sudah seharusnya kehidupan orang Kristen dipenuhi oleh kemenangan dan keberhasilan, bukan terus berkutat dengan kegagalan dan keterpurukan.
Tak terbilang banyaknya orang Kristen yang masih saja 'berputar-putar di padang gurun, belum juga menikmati Kanaan.' Hari-hari mereka dipenuhi dengan sungut-sungut, kecewa dan putus asa. Akibatnya mereka tidak lagi bersemangat menjalani hidup ini dan akan mengalami kemunduran dalam pengiringannya kepada Tuhan. Namun kita patut bersyukur karena kita punya Tuhan yang begitu peduli dan mengasihi kita. Terhadap anak-anaknya yang sedang lemah dan putus asa Tuhan tidak pernah berhenti untuk "...memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya." (Yesaya 40:29). Tuhan menghendaki kita menjadi orang-orang Kristen yang kuat seperti burung rajawali. Mengapa Alkitab menggambarkan kehidupan orang Kristen yang kuat itu seumpama rajawali, bukan burung yang lain? Semua tak lepas dari karakteristik burung rajawali yang memiliki banyak kelebihan. Salah satunya adalah selalu terbang tinggi. Karakter inilah yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya yaitu menyukai tempat tinggi, artinya mengutamakan perkara-perkara yang di atas, mengejar hadirat Tuhan, suka bersekutu dengan Tuhan. Inilah kunci hidup berkemenangan bagi orang Kristen! Paulus menasihati kita, "...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:1-2). Kita tidak akan mampu bertahan di tengah situasi sulit seperti sekarang ini, jika kita tidak bergaul karib dengan Tuhan.
Daniel tetap kuat dan tampil sebagai pemenang meski berada di tengah situasi yang sangat sulit, karena ia senantiasa bersekutu dengan Tuhan setiap hari, "...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya." (Daniel 6:11b).
Senantiasa bersekutu dengan Tuhan memberi kita kekuatan mengatasi badai hidup.
"tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya;" Yesaya 40:31
Tuhan memiliki rancangan yang baik bagi umat-Nya yaitu rancangan damai sejahtera dan hari depan penuh harapan (baca Yeremia 29:11). Karena itulah sudah seharusnya kehidupan orang Kristen dipenuhi oleh kemenangan dan keberhasilan, bukan terus berkutat dengan kegagalan dan keterpurukan.
Tak terbilang banyaknya orang Kristen yang masih saja 'berputar-putar di padang gurun, belum juga menikmati Kanaan.' Hari-hari mereka dipenuhi dengan sungut-sungut, kecewa dan putus asa. Akibatnya mereka tidak lagi bersemangat menjalani hidup ini dan akan mengalami kemunduran dalam pengiringannya kepada Tuhan. Namun kita patut bersyukur karena kita punya Tuhan yang begitu peduli dan mengasihi kita. Terhadap anak-anaknya yang sedang lemah dan putus asa Tuhan tidak pernah berhenti untuk "...memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya." (Yesaya 40:29). Tuhan menghendaki kita menjadi orang-orang Kristen yang kuat seperti burung rajawali. Mengapa Alkitab menggambarkan kehidupan orang Kristen yang kuat itu seumpama rajawali, bukan burung yang lain? Semua tak lepas dari karakteristik burung rajawali yang memiliki banyak kelebihan. Salah satunya adalah selalu terbang tinggi. Karakter inilah yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya yaitu menyukai tempat tinggi, artinya mengutamakan perkara-perkara yang di atas, mengejar hadirat Tuhan, suka bersekutu dengan Tuhan. Inilah kunci hidup berkemenangan bagi orang Kristen! Paulus menasihati kita, "...carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi." (Kolose 3:1-2). Kita tidak akan mampu bertahan di tengah situasi sulit seperti sekarang ini, jika kita tidak bergaul karib dengan Tuhan.
Daniel tetap kuat dan tampil sebagai pemenang meski berada di tengah situasi yang sangat sulit, karena ia senantiasa bersekutu dengan Tuhan setiap hari, "...tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya." (Daniel 6:11b).
Senantiasa bersekutu dengan Tuhan memberi kita kekuatan mengatasi badai hidup.
Senin, 22 September 2014
rahasia kuat mengarungi kehidupan
Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.” Kejadian 6:18
Hidup ini bagaikan sebuah kapal yang mengarungi samudera laut yang begitu luasnya. Ketika cuaca sedang cerah, maka kapal dapat berlayar dengan lancer tanpa gangguan. Semua perkiraan berapa lama perjalanan akan ditempuh dan rute mana yang akan dilewati dapat dilakukan dengan akurat. Bahkan kita dapat menikmati betapa indahnya perjalanan yang kita lalui hingga tujuan.
Tidak demikian ketika kita berlayar dalam keadaan cuaca yang buruk. Hujan badai yang turun akan mengakibatkan gelombang yang sangat besar, sehingga kapal akan terombang-ambing dengan begitu dahsyatnya. Ombak yang sangat besar akan membuat perjalanan menjadi sangat tidak nyaman dan juga berbahaya. Perjalanan yang ditempuh akan memakan waktu yang lebih lama dan bahkan rute perjalanan juga dapat berubah.
*courtesy of PelitaHidup.com
Kapal kecil tidak akan bertahan mengarungi samudera yang sedang diterpa oleh badai. Mungkin saja kapal tersebut dapat tenggelam oleh ganasnya badai yang menerpa. Kapal yang lebih besar dan mempunyai teknologi yang lebih canggih akan dapat bertahan mengarungi badai yang hebat. Apalagi didukung oleh nakhoda yang berpengalaman, maka kapal itu akan dapat melalui badai dengan selamat.
Demikian juga hidup kita ini, hidup kita ibarat kapal yang sedang mengarungi lautan yang luas untuk mencapai suatu tujuan. Kita tidak akan pernah tahu kapan kita melalui cuaca yang cerah dan kapan kita melalui hujan badai. Perkiraan cuaca mungkin dapat memberi kita gambaran akan apa yang akan terjadi. Tetapi kita akan tetap melewatinya apakah cuaca sedang cerah ataupun buruk.
Selama hidup kita berpegang
Hidup ini bagaikan sebuah kapal yang mengarungi samudera laut yang begitu luasnya. Ketika cuaca sedang cerah, maka kapal dapat berlayar dengan lancer tanpa gangguan. Semua perkiraan berapa lama perjalanan akan ditempuh dan rute mana yang akan dilewati dapat dilakukan dengan akurat. Bahkan kita dapat menikmati betapa indahnya perjalanan yang kita lalui hingga tujuan.
Tidak demikian ketika kita berlayar dalam keadaan cuaca yang buruk. Hujan badai yang turun akan mengakibatkan gelombang yang sangat besar, sehingga kapal akan terombang-ambing dengan begitu dahsyatnya. Ombak yang sangat besar akan membuat perjalanan menjadi sangat tidak nyaman dan juga berbahaya. Perjalanan yang ditempuh akan memakan waktu yang lebih lama dan bahkan rute perjalanan juga dapat berubah.
*courtesy of PelitaHidup.com
Kapal kecil tidak akan bertahan mengarungi samudera yang sedang diterpa oleh badai. Mungkin saja kapal tersebut dapat tenggelam oleh ganasnya badai yang menerpa. Kapal yang lebih besar dan mempunyai teknologi yang lebih canggih akan dapat bertahan mengarungi badai yang hebat. Apalagi didukung oleh nakhoda yang berpengalaman, maka kapal itu akan dapat melalui badai dengan selamat.
Demikian juga hidup kita ini, hidup kita ibarat kapal yang sedang mengarungi lautan yang luas untuk mencapai suatu tujuan. Kita tidak akan pernah tahu kapan kita melalui cuaca yang cerah dan kapan kita melalui hujan badai. Perkiraan cuaca mungkin dapat memberi kita gambaran akan apa yang akan terjadi. Tetapi kita akan tetap melewatinya apakah cuaca sedang cerah ataupun buruk.
Selama hidup kita berpegang
Sabtu, 20 September 2014
Berhati-hatilah dalam Kepalsuan
2 Petrus 2
"Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan, bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat." (2Petrus 2:17)
Hati-hati dengan ajaran-ajaran palsu yang akan menyesatkan iman kita. Ada begitu banyak ajaran palsu yang mampu mengubah cara berpikir seseorang dengan perlahan dan akhirnya melenceng dari iman mereka kepada Yesus. Ada begitu banyak peringatan di dalam Alkitab yg mengingatkan kita untuk berhati-hati. Namun bukan saja kita perlu berhati-hati terhadap ajaran sesat, tetapi berhati:atilah juga agar kita tidak menjadi pengajar sesat.
Beberapa waktu lalu, seorang anak mengaku bahwa ia diajak berbuat dosa oleh pacarnya, yg adalah pelayan di gereja. Ortu si cewek berpikir bahwa paling si cowok yg juga pelayan Tuhan itu merayu anaknya dan janji akan menikahi anaknya jika hamil. Si cewek ini bercerita kepada ayahnya jika ia memang dirayu tetapi tidak dijanjikan akan dinikahi. Namun ia menjelaskan kakak rohaninya itu berkata, "asalkan kita berdoa sebelum melakukannya, dan tidak menjadikannya alasan untuk kita pacaran, tuhan juga gapapa ko. Asal kita melakukannya atas dasar suka dan tidak menjadikan hal ini ( seks di luar nikah ) syarat dalam berpacaran.". Penyesatan bukannya datang dari luar, tetapi datang dari orang yg mengaku percaya Yesus dan takut akan Tuhan.
Teman, jangan karena kehendak daging dan hawa nafsu, kita menjadi salah satu pengajar sesat. Firman Tuhan katakana, pengajar sesat akan ditempatkan dalam kegelapan yg paling dahsyat. Jangan selewengkan kebenaran karena mengikuti hawa nafsu kita. Tampilah sebagai pelaku firman dan tangkal semua ajaran sesat yang dibawa oleh utusan-utusan iblis yg siap menjerat kita. Amin
•Pray it : Tuhan, kami akan kokohkan iman kami. Kami tidak mau disesatkan dan tidak akan menyesatkan. Amin:)
Rabu, 17 September 2014
Satu Sumber
Ibrani 11:6 “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan
kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa
Allah ada”
Berapa banyak
pembangkit listrik diperlukan untuk mencukupi kebutuhan listrik penduduk dalam
satu kota? Apakah sesuai jumlah rumah yang membutuhkan saluran listrik? Tidak,
cukup satu pembangkit listrik, penduduk satu kota dapat menikmati hasilnya. Bahkan,
sangat dimungkinkan satu pembangkit listrik tidak hanya mampu memberikan
pasokan listrik untuk satu kota, tetapi banyak kota. Siapa yang membutuhkan
sambungan listrik hanya perlu menyediakan kabel yang menghubungkan dengan
pembangkit listrik itu.
Yesus seperti
pembangkit listrik. Hanya saja, kalau pembangkit listrik memiliki daya yang
terbatas, Yesus memiliki daya yang tidak terbatas. Oleh karena itu, seorang
Yesus sudah cukup untuk menebus dosa seluruh manusia, bahkan Yesus mampu
menjangkau seluruh umat manusia di dunia dalam segala zaman. Tidak peduli
sebesar apapun dosa dan kejahatan kita, kasih Yesus selalu lebih dari cukup
untuk mengampuni dan mengubah hidup kita. Pertanyaannya: bagaimana caranya
supaya kita dapat terhubung dengan Yesus?
Persis seperti
cara rumah terhubung dengan sumber listrik, yaitu dengan kabel. Kabel inilah
yang kita sebut iman. Tanpa iman, maka kita tidak mungkin bisa menjangkau
Tuhan. Begitu pentingnya iman sehingga firman Tuhan berkata bahwa tanpa iman
seseorang tidak mungkin bisa berkenan di hadapan Allah. Orang yang mengaku
beriman harus percaya bahwa Allah ada, meskipun tidak melihat-Nya. Namun tidak
hanya itu, selanjutnya firman Tuhan berkata, “Dan bahwa Allah memberi upah
kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” Dari ayat ini jelas bahwa iman
harus dibuktikan melalui perbuatan nyata. Bagaimana mungkin kita beriman kepada
Tuhan tapi tidak pernah mencari Tuhan? Jika seperti itu, maka itulah iman yang
mati. Seperti kabel yang dari luarnya kelihatan bagus, tapi serat kabel yang
ada di dalamnya ternyata putus. Iman bukan hanya sekedar kata-kata, tapi
dibuktikan dengan tindakan nyata. Bagaimana kondisi kabel anda saat ini?
Sabtu, 13 September 2014
The Book of Wisdom
Suatu waktu aku pernah membaca istilah The Book of Wisdom di sebuah majalah sekuler dalam kolom nasehat. Saya memang kaget sewaktu membaca kutipan penulis yabg diambil dari Alkitab; dia nggak menulis sumbernya dari Alkitab pasal berapa dan ayat berapa, tapi dia menulis bersumber dari The Book of Wisdom. Terus terang saya terkesima dengan istilah yang dia pakai karena kalo dipikir lagi emang betul kan, Alkitab itu berisi banyak hikmat dan tuntunan untuk hidup kita. Kalo kamu pernah tahu seminar-seminar motivasi dan apapun sejenisnya, dasar pengajaran yang mereka pake sebagian besar dari Alkitab. Jelas dong, karena Alkitab mengandung kebenaran yang luar biasa besar. Salomo bisa dikenal sebagai orang yang berhikmat karena ia meminta hikmat pada sumber yang tepat. Demikian juga dengan kita, kita bisa meminta hikmat kepada Tuhan untuk menjalani hidup ini. Hidup yang kita hadapi didepan dengan tujuan akhir sorga itu gak mudah. Oleh karena itu, setelah mengetahui tujuan yang akan kita capai itu berharga banget, kita perlu tuntunan dalam hidup kita, dan tuntunan itu bisa kita dapat dari Alkitab. Gak usah bingung-bingung beli buku yabg berisi tentang hikmat deh, kamu tinggal buka aja Alkitab, semua hikmat terkandung didalamnya. Sekaligus kita jadi lebih mengenal bagaimana pribadi Bapa di sorga, apa yang Bapa kehendaki, dll. Sekali dayung, 2-3 pulau terlampaui kan? Gak perlu koleksi buku hikmat banyak-banyak, cukup satu, yaitu Alkitab. Apalagi kalau kamu baca Amsal yang ditulis oleh Salomo, kamu akan semakin terheran-heran akan banyaknya nasehat-nasehat yang terkandung didalamnya. So, jangan lupa untuk membaca Alkitab tiap hari ya. Karena dari situlah kita bisa mendapatkan jalan keluar untuk setiap permasalahan.
Rabu, 10 September 2014
Langkah Demi Langkah
2 Korintus 5:7 “Karena hidup kami ini adalah hidup karena
percaya, bukan karena melihat”
Ketika mengajari
seorang anak balita berjalan, kita tidak akan memintanya berjalan hingga
ratusan meter atau beberapa kilometer layaknya atlet lari. Kita juga tidak akan
memegang stopwatch, mengukur seberapa cepat ia berjalan. Bisa berjalan tanpa
ditopang beberapa langkah saja sudah merupakan kegembiraan bagi kita dan satu
prestasi bagi anak itu sendiri. Bagi balita yang sedang belajar berjalan,
fokusnya adalah apa yang terjadi selama beberapa langkah kedepan. Jika belum-belum
kita sudah menyuruh ia berpikir tentang kecepatan jalan, tentang perjalanan ke
tempat-tempat jauh, tentang cara berjalan bak pragawati di catwalk, dll,
mungkin si anak tidak akan berani berjalan.
Sering
kali, banyak orang terjebak dalam zona nyaman karena hal ini. Mereka tidak mau
atau takut melangkah karena sudah buru-buru berpikir tentang begitu banyak hal.
Apa yang rekan saya pikirkan jika saya tinggalkan kebiasaan dosa saya? Bagaimana
saya bisa mendapat untung jika saya menolak uang pelican dari klien? Inilah yang
membuat pemuda kaya dalam bacaan hari ini menolak mengikuti Yesus. Kekayaan adalah
zona nyaman pemuda itu. Ketika Yesus “menantang” dia untuk keluar dari zona itu
ia menolak. Alkitab memberi catatan alasannya, karena anak muda itu sangat
kaya. “Tanpa hartaku, bagaimana aku hidup” mungkin itulah pikiran pemuda kaya
itu. Ironis, mengikuti Tuhan yang memberi berkat dan kehidupan, yang membuat
miskin dan membuat kaya, tapi takut tidak bisa hidup.
Dalam bahasa
inggris, kata “faith” memiliki 2 arti yaitu “iman” dan juga “kesetiaan”. Perjalanan
iman tak selalu berupa satu lompatan. Perjalan iman sering kali harus kita
tempuh langkah demi langkah. Langkah yang konsisten kita ambil lebih baik
daripada satu lompatan besar tapi setelah itu berhenti. Itu sebabnya, 2
korintus 5:7 berkata “Karena hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan
karena melihat”. Banyak orang berani melompat karena ia melihat dan
menginginkan sesuatu. Namun, beranikah kita melangkah, bahkan melompat, dengan
fokus hanya pada kasih Tuhan dan bukan
semata yang akan kita dapatkan nanti?
Senin, 08 September 2014
Kristen Plastik
Matius 23:28 “Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu
tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan
dan kedurjanaan”
Beberapa
waktu yang lalu, saya dan beberapa kawan bertamu ke rumah salah seorang saudara
seiman yang baru saja memiliki momongan. Saat kami masuk ke rumahnya dan
melihat anaknya yang baru saja lahir, pandangan saya tertarik dengan sebuah
bunga dalam pot yang diletakkan dekat ruang baca. Bunga itu indah sekali dan
kelihatan segar. Namun saaat saya dekati, saya baru sadar itu bunga plastik. Indah
dipandang namun mati.
Banyak orang
suka membeli dan memasang bunga plastik di rumah, karena lebih murah, tahan
lama, enak dilihat, dan tanpa perawatan. Namun jangan sampai kekristenan kita
seperti bunga plastik. Dari luar kelihatan rajin beribadah, namun sikap hidup
kita tidak sesuai dengan ibadah kita. Dari luar kelihatan selalu berdoa, namun
hanya sebatas ucapan di bibir tanpa disertai iman. Dari luar kita tersenyum
ramah, tapi dalam hati kita penuh kebencian. Dari luar kita kelihatan beriman
teguh, namun ada masalah sedikit saja kita sudah jatuh. Dari luar kita terlihat
bahagia, tapi di kedalaman hati kita merasa hampa. Persis seperti bunga plastic
yang saya ceritakan tadi, terlihat hidup tapi sebenarnya mati.
Seperti
halnya bunga plastik yang terkadang menipu mata, jangan jadi orang Kristen yang
penuh dengan kepalsuan. Apa gunanya kita seolah baik, tapi busuk. Terlihat sukacita
tapi sedih merana. Terlihat bahagia tapi hampa. Terlihat penuh kasih, tapi
dikuasai kebencian. Itulah yang disebut dengan munafik. Jadiah orang Kristen luar
dalam. Apa yang kita perlihatkan di luar hendaknya sama persis dengan apa yang
ada di dalam. Itulah kekristenan sejati. Yang sejati selalu punya kualitas
tersendiri. Dengan menjadi Kristen sejati, maka hidup kita akan menjadi batu
pijakan bagi orang lain untuk mengenal Kristus. Sebaliknya, jika hidup kita
penuh kepalsuan, maka kita akan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Seindah-indahnya
bunga plastik, hal itu tetap tidak akan dapat menyamai keindahan bunga yang
asli, bukan?
Rabu, 03 September 2014
Dibayar Dengan Harga
1 Korintus 7:23 “Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas
dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia”
Ada seorang
petani yang sedang bekerja di ladang di sebuah pucuk bukit. Suatu ketika, ia
melihat samudera tiba-tiba surut dari pantai. Secara naluri ia tahu kalau
sebentar lagi akan terjadi gelombang tsunami besar. Melihat tetangga-tetangganya
yang tinggal di pesisir pantai dan mengetahui bahwa satu-satunya pelarian
mereka adalah perbukitan, maka si petani membakar ladangnya sendiri. Melihat asap
yang membumbung tinggi, orang-orang yang ada di bawah bukit pun segera berlari
untuk menolong si petani. Beberapa waktu kemudian, dari puncak bukit mereka
mengamati tsunami menerjang rumah-rumah yang baru saja mereka tinggalkan. Petani
itu telah mengorbankan ladangnya demi nyawa penduduk tepi pantai tersebut.
Kita bisa
bekerja di tempat yang bergengsi, karena kita telah dibekali dengan pendidikan
yang memadai. Namun untuk menikmati pendidikan tinggi itu, ada orang tua yang
membiayai dengan jerih lelah mereka. Kemudian kita bisa menikmati makanan
setiap hari, itu pun karena orang tua berusaha sedemikian rupa untuk memelihara
dan membesarkan kita. Bahkan kita bisa memperoleh hidup kekal, sebab Yesus
telah membayarnya dengan darah-Nya. Ya, ada banyak hal yang bisa kita kecap
dengan baik, karena ada seseorang yang sudah membayar harganya. Namun pertanyaannya,
pernahkah kita meluangkan waktu untuk berterima kasih dan mengekspresikan
penghargaan kita kepada mereka yang telah membayar segala sesuatu bagi kita?
Kita ada
sebagaimana kita ada sekarang , semuanya bukan karena kita semata. Demikian juga
berkat yang kita terima hari ini tidak terjadi dengan sendirinya. Semuanya itu
tak lepas dari pemberian, pengorbanan, dan jerih payah orang-orang tertentu
bagi kita. Mungkin orang tua, pasangan, sahabat, dan tentu saja Tuhan yang
memberkati kita. Jadi, ekspresikan rasa syukur kita dan ucapkanlah terimakasih
untuk harga bayar dan pengorbanan yang telah mereka lakukan untuk kita. Mereka sudah
melakukan yang terbaik bagi kita, apa yang kita lakukan untuk membalas mereka?
Langganan:
Postingan (Atom)