@thebiblesay

Senin, 24 Februari 2014

Dont worry about your soulmate

Ada seorang wanita yang bernama Stefanie yang berusia hampir kepala empat.
Diumurnya yang hampir berkepala empat ini. Stefanie masih belum memiliki suami bahkan belum memiliki seorang kekasih atau pacar.
Pada suatu siang, Stefanie mempunyai suatu janji makan siang dengan seorang pria yang sudah diatur oleh sahabatnya.
Pria tersebut bernama Michael. Ia adalah salah satu pemuda di gereja yang sama dengan Stefanie.
Stefanie merasa sangat gugup karena sudah dua tahun ini dia tidak pernah merasakan berkencan atau dekat dengan pria manapun
Namun dia benar-benar takut bahwa dia akan hidup sendiri sepanjang usianya.
Sampai akhirnya ada seorang teman berkata untuk menuliskan smua keinginannya & kriteria suami yg dharapkan & dibawa didalam doa setiap hari.
Akhirnya dia benar-benar melakukan pertemuan makan siang itu. Namun dia tidak yakin, karena usianya 39 tahun.
"Bagaimana bisa seorang wanita yang mendekati usia 40 kemudian akan mendapatkan pria sesempurna itu?" Tanya Stefanie dalam hati
Namun, dia tetap berdoa dengan setulusnya, dan menaruh seluruh harapannya hanya di dalam doa, hanya kepada Tuhan..
Lalu Stefanie bertemu dengan Michael disalah satu restoran.
"Hai, aku Michael," kata Michael
Michael berpenampilan rapi, murah senyum dan sangat sopan. Stefanie terkejut dengan keramahan dan kesopanannya itu.
Setelah pertemuan pertama yang singkat, mereka jadi rajin berhubungan lewat telepon.
Mereka membahas apa saja yang ada di sekitar mereka. Hal-hal ringan atau sebatas berita di hari itu.
Lantas tiba di suatu kesempatan ketika Stefanie akhirnya berkata pada Michael, 
"Aku belum siap untuk menjalin hubungan"
"Oh ok, kalau begitu kita berteman saja," jawab Michael enteng
Namun semuanya tak ada yang berubah, Michael tetap ramah, menyenangkan dan selalu rajin menelepon Stefanie seperti biasa.
Stefanie mendengar kabar bahwa karier Michael sangat cemerlang dalam hal counseling.
Michael sendiri bukan pria yang doyan minum atau perokok, ia orang yang sopan, gemar membaca, gemar bercerita, dan sangat menyenangkan.
Satu hal yang pasti, dari penampilannya memang kentara bahwa Michael jauh lebih muda dari Stefanie.
Saat ini Stefanie belum tahu pasti berapa usia Michael saat ini. Stefanie hanya sering menebak-nebaknya saja.
Sekali lagi, Michael mengajak Stefanie untuk bertemu dan makan siang. Dan Stefanie menerima tawaran itu
Di restoran mereka membahas hal-hal yang biasa. Tidak ada kecanggungan diantara mereka
Setelah selesai makan, Michael menyelesaikan pembayaran, dan meninggalkan tip sepantasnya dan mengantarkan Stefanie pulang dengan mobilnya.
"Oya, minggu depan ada undangan reuni untukku. Apakah kamu mau menemaniku?" tanya Michael
Stefanie terdiam dan tidak menjawabnya.
"Kalau ini adalah reuni kuliah, berarti berapa usianya ya? 32? atau 35? Tp kalau ia baru lulus, berarti reuni yg paling masuk akal didatanginya adalah reuni SMA, berarti brp usianya? 28? Argh" Pikir Stefanie
Angka-angka itu membebani Stefanie, membuatnya merasa bersalah
Stefanie begitu pusing memikirkan perbedaan usianya dengan Michael
"Kalau kamu bersedia menemaniku, telepon aku ya," kata Michael singkat kemudian mengantarkan Stefanie kedalam gerbang rumah.
Sejak hari itu Stefanie berusaha menghindari Michael. Menghindari semua SMS, chatting atau teleponnya dan ajakan-ajakan keluarnya.
Michael sempat menelepon beberapa kali dan Stefanie tetap tak menggubrisnya.
Sampai setelah dua minggu lamanya, akhirnya Stefanie menerima teleponnya.
"Hai Stef, aku ada dua tiket nonton film Shrek. Kita ketemuan di bioskop ya. Aku tunggu. Ok iya.. Oh iya aku harus balik kerja nih. Dadah Stefanie" Kata Michael tanpa memberikan kesempatan untuk Stefanie menjawab.
Dalam hati Stefanie takut tetapi dia juga ingin bertemu dengannya karena dia merindukan Michael
Singkat cerita akhirnya mereka bertemu bertemu dibioskop. "Bagaimana acara reuni kuliahmu?" tanya Stefanie.
"Oh, aku nggak jadi datang kok. Oh iya, itu reuni SMA bukan reuni kuliah," jawab Michael
Seketika seperti ada petir yang menyambar Stefanie dan dia pun terdiam.
"Kenapa?" tanya Michael menyadari Stefanie dari keheningannya itu.
"Michael... (Stefanie mengambil nafas dalam-dalam) tahukah kau berapa usiaku?" Tanya Stefanie
"Tidak. Aku tak tahu" Jawab Michael
"Sebentar lagi usiaku 40 tahun. Dan kamu sendiri, berapa usiamu?" Kata Stefanie
"28." Jawab Michael santai. "Kenapa sih Stef?" Tanya Michael
"Aku rasa, kita perlu saling tahu usia masing-masing sebelum semuanya terlambat" kata Stefanie.
Hmmm... ok. (Michael terdiam sejenak) Tp kita masih bakal datang ke acara pesta kembang api besok kan? Aku jemput jam 5 sore ya" kata Michael
Stefanie terdiam lega sekaligus deg-degan namun pikirannya beragam dan semuanya bercampur menjadi satu.
Tepat jam 5, Michael datang menjemput Stefanie dan membawanya ke acara pesta kembang api
Di acara pesta kembang api itu Michael mengatakan sesuatu kepada Stefanie.
"Aku tahu kau terlalu memikirkan soal perbedaan usia kita. (ia meraih tangan Stefanie lembut) tetapi, ada hal yang kamu harus tahu Stef selama ini aku berdoa, berdoa dengan sungguh-sungguh agar bisa mendapatkan istri yang sangat pengertian, yang mau menerimaku apa adanya, yang mau selalu mendukung dan menyayangiku, dan aku melihat semua hal itu di dalam dirimu. Kamu telaten mendengarkanku bercerita, dan menyenangkan," Kata Michael."
Lalu dibawah letupan-letupan kembang api, Michael berlutut didepan Stefanie dan berkata "Stef, maukah kau menikah denganku?"
Stefanie terkejut dan menangis terharu akan apa yang telah diperbuat Michael kepadanya.
Lalu Stefanie tersenyum dan menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia setuju menikah dengan Michael.
Beberapa bulan Michael dan Stefanie menikah digereja mereka. Dan mereka dikarunia seorang anak yg sangat lucu
Tidak terlihat perbedaan usia itu di dalam rumah tangga mereka. Tidak ada ketakutan yang selalu dibayangkan Stefanie selama ini.

TAMAT


















Pasangan Beda Agama? Beda agama tapi dia baik banget nihhh...

Guys, kali ini topiknya tentang pacaran beda agama. Benernya kalo bicara soal boleh atau tidak boleh, jawabannya as clear as the sky.  Ngga boleh. Why? Because the bible said so.

                Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? 2 Kor 6 : 14

          DONE. :p But now, I want to go a little deeper.

          “Kenapa pertanyaan ini bisa muncul? Kalau sebenernya jawabannya udeh jelas banget, kenapa tetep ada org2 yg menanyakan hal ini?”

          Salah satu alasan yang sering gue denger adalah,

          “Co ini bae sekali cik. Jauhhh lebih bae daripada temen2ku yang Kristen. Bertanggung jawab, kerjanya bener, sopan. Aku pernah beberapa kali deket sama co-co yang Kristen tapi mereka tuh ngga sebae co ini.”

          Memang, itu fakta.  Ngga jaminan co Kristen itu lebih baik daripada co yang bukan Kristen. Kadang justru org-org non Kristen itu lebih baik, lebih sabar, lebih pengertian, lebih romantic, lebih bertanggung jawab, lebih sayang anak-anak, lebih dewasa, ngatur uang lebih pinter, dan segala lebih-lebih yang laennya.

          “Trus kalo gitu, ngga papa donk cik?!”

         Guys, a good man is not enough but build a good marriage. A good man IS NOT ENOUGH. Beneran guys, is not enough … Marriage life is wonderful but also very tough. That’s a why only a good man is not enough.

          I’ll tell you why it’s not enough …

          Di dalam buku Fit To Be Tied, Bill Hybels, ada 3 alasan kenapa Tuhan memberi perintah untuk HANYA menikah dengan orang-orang seiman.

          Common Treasures
          Guys, kalo kalian sudah bener-bener lahir baru dan punya hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus, you’ll know that God is our most precious treasures. Tuhan itu harta kita yang paling berharga. Kalau kamu pernah ngerasain, hatimu dijamah, disentuh sama Tuhan, kamu pasti tau bahwa Yesus itu bener-bener yang paling utama dan paling berharga.

     Nah, ketika kita menikah, kita tentu berharap kita bisa membagi kehidupan kita dengan orang yang sangat kita sayang. Kita bermimpi bisa share our dreams, share our laugh, share our hobbies, pokoknya share everything. En kalo Yesus bener-bener yang utama dalam hati kita, tentunya kita pengen juga share itu ke pasangan kita! Tapi apa jadinya kalo pasangan kita ngga merasa bahwa Tuhan itu yang utama?

          Bill Hybles cerita tentang seseorang wanita yang sehabis kebaktian dateng nyampirin Bill dan bilang,

          “Do you know what it’s like to go home after a service like this and be so filled with Gods grace that you think you’re going to explode – but … you can’t share that with your spouse? It’s awful. God has forgiven me from my disobedience, but everyday I live with the pain of the mistake I made years ago.” (Fit to be tied, page 49   

          Gue terpana pas baca itu. En mikir, bener juga. Rasanya pasti menyakitkan, kalo gue pulang kebaktian, en dikuatkan luar biasa oleh khotbah atau oleh puji-pujian, or gue mendapat banyak berkat rohani,kita lagi berapi-api banget en penuh semangat berkobar-kobar, tapi bukannya denger suami kita bilang, “Wah Tuhan emank luar biasa!”, bukannya ngeliat dia tersenyum dan minta kita cerita lebih banyak lagi, yang kita dapatkan justru suami yang bengong, tetep asik nonton TV, atau malah bilang, “Ngomong apa sih kamu?”
          THAT WILL BE AWFUL!

          Atau ketika kita lagi sedih, lagi down, lagi butuh dikuatkan, bukannya suami yang bisa mendoakan kita, bacain Alkitab, ingetin khotbah Pdt minggu lalu, tapi suami kita cuman diem aja. Atau bahkan kita ngga berani share, karena takut dianggap, “Org Kristen kok kerjanya ngeluh mulu … katanya Tuhanmu hebat.”

          Salah satu saat-saat paling indah dalam pernikahan gue, adalah ketika gue lagi takut, lagi kuatir, en gue bisa dengan bebasnya bilang ama suami gue, “Hun, aku takut …  aku takut banget. Tolong doain donk.” En abis itu suami gue bakal doain gue. Rasanya tuh lega, en bersyukur punya suami yang bisa sama-sama diajak masuk ke takhta Kasih Karunia Allah. Sama-sama bisa berlutut en bicara pada Allah yang sama tentang apapun.             

          Common Blueprints
           Guys, ketika kita menikah, kita masing-masing masuk ke pernikahan dengan idealisme dan impian masing-masing. En seringkali impian itu terbentuk dari pernikahan orang tua kita. Entah kita pengen punya pernikahan seperti mereka atau kita justru NGGA PENGEN punya pernikahan seperti mereka. :p

          Masalahnya, seringkali, standart kita dan pasangan kita berbeda, karena keluarga kita berbeda. Nilai-nilai yang dianut berbeda.

          Nah, ketika kita dan pasangan kita sama-sama orang percaya kepada Yesus, kita tau bahwa standart yang harusnya menjadi standart kita adalah Alkitab.  En ketika kita menemui masalah dalam pernikahan, kita tau kemana harus mencari jawaban. Di dalam Alkitab! Tapi apa jadinya, kalo kita dan pasangan kita punya standart yang berbeda? En ngga punya blueprint yang sama?? Kemana kita harus mencari jawaban? Pusink toh.

          En begitu juga dengan mendidik anak. Kita perlu blueprint, anak-anak ini mau dididik seperti apa. Kita mau mereka jadi anak yang seperti apa. Alkitab jelas kasih blueprint buat mendidik anak. Tapi apa jadinya kalo kita pengen menuruti perintah Alkitab tapi pasangan kita tidak??

         Minggu lalu, Tepen sama gue pergi ke seminar parenting di sebuah gereja. En it really touched my heart, ketika ada kebenaran-kebenaran FT yang penting dalam mendidik anak, Tepen buru2 catet, en kadang2, dia usap-usap perut gue dengan tampang serius. He didn’t say anything but I knew from his serious face that he’ll take the responsibility to teach our kids in God’s way very seriously. En sebagai calon nyokap, ngga ada yang lebih menggembirakan selaen tau bahwa gue ngga harus memikul beban mendidik anak-anak di dalam Tuhan sendirian … but I have my God and my husband as my teammate!


          Tapi apa jadinya kalo kita punya kerinduan anak-anak dididik cinta Tuhan, melayani di Gereja, tapi pas kita mo ngajarin dia berdoa makan aja, ayahnya bilang, “Ngapain doa-doa? Emank Tuhan yang kasih kamu beras? Kan Papa yang kerja keras!” That will be awful!

          Common Strength
          Menurut gue ini salah satu alasan utama, kenapa just a good man is not enough. Guys, suka ngga suka, ngaku ngga ngaku, sadar ngga sadar, kita itu hidup di dunia yang kejam di dunia yang penuh dosa, di dunia yang ngga adil.

          Sebagai anak Tuhan, kita tidak kebal terhadap penderitaan. Tuhan Yesus ngga pernah menjamin, kita ngga akan ngalamin PHK, ngga akan kena kanker, ngga akan mengalami sakitnya ditinggal mati org2 yang kita kasihi … Tuhan ngga pernah janjiin itu.

          Kita bisa kena kanker, suami kita bisa kehilangan pekerjaan, anak kita bisa sakit bahkan mungkin meninggal dalam kecelakaan, usaha kita bisa bangkrut. All of this can happen.

          Oh, tentu saja gue percaya pada pemeliharaan Tuhan, tapi ingatkah kita akan cerita Ayub? J Di mana Tuhan sendiri yang mengizinkan semua pencobaan itu terjadi dalam hidupnya … (tentu saja Tuhan mengizinkan itu terjadi karena Tuhan ingin mengasah karakter Ayub dan memberkati Ayub lebih luar biasa lagi. But when all that disaster happen, ayub didn’t understand … ayub menderita!)  

          We’ll never know what will happen. We’ll never know.

          Gue inget bulan kemaren, gue cerita ama suami gue, tentang seorang temen yang anaknya terkena autis. En gimana perjuangan mereka suami istri mendampingi anaknya sampai anaknya bisa mengalami kemajuan yang luar biasa. Bener-bener praise God. Kalian tau apa yang dikatakan suami gue?

          “Well, you know, this also can happen to us … tapi jangan kuatir. Kalo itu terjadi, we’ll face it together.”

          En gue senyum trus bilang, “Yup, we’ll face it together with God.” :D

          Tidakkah itu melegakan guys? Tau bahwa anything can happen, but we don’t need to worry, coz we have powerful God! And we have each other … Apapun yang terjadi, kita sama-sama tau, kita bisa datang ke tahta Kasih Karunia Bapa dan memohon kekuatan dari Bapa. Sebagai manusia, kita bisa ambruk, bisa ngga kuat, tapi Bapa kita yang berjanji akan menguatkan kita.

          Tapi apa jadinya kalo kita tidak punya common strength …
          Cowok sebaik apapun, hanya manusia biasa.  ketika badai kehidupan mulai menerjang, yang kita butuhkan bukan cowok yang baik tapi cowok yang tau kemana dia bisa mendapat kekuatan Ilahi untuk menopang dirinya dan menopang keluarganya …  Ketika masalah dateng, kita ngga butuh cowok baik, tapi kita butuh cowok yang bersandar pada Tuhan. cowok yang baik bisa ambruk ketika masalah silih berganti, tapi cowok yang bersandar pada Tuhan justru akan bangkit seperti rajawali ketika masalah datang.

          Yes 40:30-31 "Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah."

          That’s why only a good man is not enough. We need a godly man to build a godly marriage.

          Waktu gue married, gue kutip one of my fave poem di undangan dan di liturgi.

          Marriage takes three to be complete. (By: Beth Stuckwisch)
It's not enough for two to meet, they must be united in love by love's Creator, God above.
Then their love will be firm and strong; able to last when things go wrong.
 Because they've felt God's love and know He's always there, He'll never go.
And they have both loved Him in kind, with all the heart and soul and mind.
And in that love they've found the way, to love each other every day.
A marriage that follows God's plan takes more than a woman and a man.
It needs a oneness that can be only from Christ. Marriage takes three

Yup, gue setuju banget. Hanya dengan tangan Tuhan, our love will be firm and strong, able to last when things go wrong!

Banyak hal di dunia ini bisa terjadi. En hanya dengan kasih karunia Tuhan dan Iman bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan, kita bisa maju terus, bisa terbang dan bukannya terpuruk ketika badai itu datang.
That’s why once again … a good man is not enough …

Seorang temen gue, Shinta, yang nulis Mencari Ayah Yang Baik Bagi Anak-anakku, bilang begini,
          A godly man is an imperfect man that worships the perfect God … and it’s the perfect God who will mold and shape him to be more and more like Jesus.  

          Gue setuju 1000% ama statement di atas. Cowok yang godly (bukan sekedar Kristen, sekedar pelayanan tapi bener-bener cowok yang takut akan Tuhan), itu bukan cowok yang sempurna. Suami gue kagak sempurna, tapi karena dia menyembah Allah yang sempurna, krn suami gue mengasihi Allah yang sempurna maka Allah SENDIRI yang akan turun tangan dan membentuk dia untuk menjadi seperti Yesus. Bukan kita, para wanita, para istri yang bisa mengubah dia, cuman Tuhan yang bisa.

          En alasan terakhir guys, I want you to look into God’s heart when He gave that command to us.
          Salah satu alasan kita menolak untuk taat pada perintah Tuhan adalah karena kita ngga mengerti hati-Nya. Kita pikir Tuhan itu mau bikin kita repot. Kita pikir Tuhan itu seneng kalo kita ngga seneng. Kita pikir tuhan itu ‘JAHAT’, (oh tentu saja kita ngga terang2an bilang Tuhan itu jahat, tapi ketika kita mempertanyakan perintahnya, sebenernya kita meragukan bahwa Tuhan itu BAIK dank arena Tuhan itu BAIK maka semua perintah-Nya itu untuk KEBAIKKAN juga).

           Oke, bayangkan guys kalian pergi lagi ikut hiking di suatu hutan. Nah ketika jalan melewati satu jalan setapak ternyata di ujung jalan setapak itu, kalian ngeliat ada lobang besar penuh ular di situ. HIIIII … gue paling takut sama ular >.< Apa yang kalian lakukan? Kalian pasti buru-buru balik, en ketika ada temen-temen laen yang mau ke jalan itu, kalian pasti bilang, “JANGAANNN ke situ. Di ujung sono ada lubang penuh ular bow!!”

          Ketika kalian ‘melarang’ temen-temen kalian buat ke sono, eh temen bae kalian malah ngga percaya, dia malah ngetawain kalian en bilang kalian lebay. >.< what will you feel guys?

          Kesel karena ngga dipercaya … Kesel karena malah diketawain. En yang sangat mungkin, sedih … yah sedih. Because your own bestfriend nga percaya sama kalian, karena sahabat kalian sendiri ngga percaya kalo larangan kalian itu untuk kebaikkan dia.

          Kira-kira begitulah hati-Nya Tuhan … Semua larangan di Alkitab itu Tuhan berikan karena Ia tahu, di ujung jalan yang sepertinya nikmat, baik, bagus, ada lubang penuh ular. Ada tangisan, ada ratapan, ada rintihan …

          Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut. Amsal 14 : 12

          En ketika kita terjatuh, kita melanggar dan kita menangis, apa kita pikir Tuhan akan bilang, “Ya udah … sukurin loh. Ngga nurut sih!”
          Ngga.

            Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, Mazmur 103 : 10

            Tuhan juga menangis dengan kita ketika kita menangis. Kalau kalian liat, ibu-ibu yang anaknya sedang sakit, siapa yang nangisnya lebih kenceng? IBUNYA. Semua ibu kalo ditanya, mending dia yang sakit apa mending anaknya yang sakit pasti semua bilang, mending dia yang sakit bukan anaknya. Kalau manusia yang penuh dengan dosa dan egois aja bisa begitu, kebayang ngga sih guys, hati-Nya Tuhan tuh kayak apa ketika kita menderita bahkan karena kesalahan kita sendiri??

          Guys, trust HIS HEART. Perintah menikah hanya dengan yang sepadan itu bukan untuk membuat kalian menderita! NO!! Justru Tuhan pengen kalian menikmati pernikahan yang indah, menikmati pernikahan dengan suami yang bener-bener mau belajar mengasihi kalian seperti Kristus mengasihi jemaatt!!!

He doesn’t want to give you just a happy marriage, He wants to give you a fulfilling marriage so that through your marriage you can GLORIFY HIS NAME! He wants to use you and your spouse to blessed the nation through your marriage!! En Dia tau itu hanya bisa terjadi, jika kalian menikah dengan anak-Nya yang sekalipun ngga sempurna tapi mau terus disempurnakan oleh tangan-Nya. J

one of my best friend said,
 "I would rather wait a thousand years for that man who loves and fears the Lord and live 1 fullfilled day of marriage together, than wait a day & live 1000 ‘just happy’ (or worse live 1000 miserable) days together."
 
Sumber: Tuhan Masih Menulis Cerita Cinta

Selasa, 04 Februari 2014

bacaan alkitab bulan FEBRUARI

Bacaan Alkitab Setahun. 1 Februari  ---> Keluaran 7-8; Mazmur 32; Amsal 13-14
Bacaan Alkitab Setahun. 2 Februari  ---> Keluaran 9-10; Mazmur 33; Amsal 15-16
Bacaan Alkitab Setahun. 3 Februari  ---> Keluaran 11-12; Mazmur 34; Amsal 17-18
Bacaan Alkitab Setahun. 4 Februari  ---> Keluaran 13-14; Mazmur 35; Amsal 19-20
Bacaan Alkitab Setahun. 5 Februari  ---> Keluaran 15-16; Mazmur 36; Amsal 21-22

Bacaan Alkitab Setahun. 6 Februari  ---> Keluaran 17-18; Mazmur 37; Amsal 23-24
Bacaan Alkitab Setahun. 7 Februari  ---> Keluaran 19-20; Mazmur 38; Amsal 25-26
Bacaan Alkitab Setahun. 8 Februari  ---> Keluaran 21-22; Mazmur 39; Amsal 27-28
Bacaan Alkitab Setahun. 9 Februari  ---> Keluaran 23-24; Mazmur 40; Amsal 29-30
Bacaan Alkitab Setahun. 10 Februari  ---> Keluaran 25-26; Mazmur 41; Amsal 31

Bacaan Alkitab Setahun. 11 Februari  ---> Keluaran 27-30; Mazmur 42
Bacaan Alkitab Setahun. 12 Februari  ---> Keluaran 31-33; Mazmur 43
Bacaan Alkitab Setahun. 13 Februari  ---> Keluaran 34-36; Mazmur 44
Bacaan Alkitab Setahun. 14 Februari  ---> Keluaran 37-38; Mazmur 45
Bacaan Alkitab Setahun. 15 Februari  ---> Keluaran 39-40; Mazmur 46

Bacaan Alkitab Setahun. 16 Februari  ---> Imamat 1-2; Markus 1-2 Mazmur 47
Bacaan Alkitab Setahun. 17 Februari  ---> Imamat 3; Markus 3; Mazmur 48
Bacaan Alkitab Setahun. 18 Februari  ---> Imamat 4; Markus 4; Mazmur 49
Bacaan Alkitab Setahun. 19 Februari  ---> Imamat 5; Markus 5; Mazmur 50
Bacaan Alkitab Setahun. 20 Februari  ---> Imamat 6; Markus 6; Mazmur 51

Bacaan Alkitab Setahun. 21 Februari  ---> Imamat 7; Markus 7; Mazmur 52
Bacaan Alkitab Setahun. 22 Februari  ---> Imamat 8; Markus 8; Mazmur 53
Bacaan Alkitab Setahun. 23 Februari  ---> Imamat 9; Markus 9; Mazmur 54
Bacaan Alkitab Setahun. 24 Februari  ---> Imamat 10; Markus 10; Mazmur 55
Bacaan Alkitab Setahun. 25 Februari  ---> Imamat 11; Markus 11; Mazmur 56

Bacaan Alkitab Setahun. 27 Februari  ---> Imamat 13; Markus 13; Mazmur 57

Bacaan Alkitab Setahun. 28 Februari  ---> Imamat 14; Markus 14; Mazmur 58