@thebiblesay

Jumat, 27 Februari 2015

DIPEGANG TUHAN

Bacaan: Yesaya 41:8-20 Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. (Yesaya 41:10)

Saat Sekolah Minggu, guru memberikan tugas kepada anak-anak untuk mewarnai gambar. Seorang anak berumur kurang dari tiga tahun tampaknya belum mengerti apa yang harus dilakukan dengan gambar itu. Secara spontan saya mendekati anak itu dan memberinya sebuah pensil warna. Lalu saya pegang tangannya dan menuntunnya untuk mewarnai gambar itu. Terkadang ia tampak jenuh, tetapi setelah itu, terlihat wajah sukacita pada anak itu saat melihat bahwa akhirnya ia mampu menyelesaikan gambarnya. Pengalaman masa pembuangan sungguh-sungguh membuat bangsa Israel menderita sekaligus menempa iman mereka. Masa di mana Allah juga memberikan janji peneguhan-Nya, dan meminta umat Israel untuk tidak bimbang karena Pribadi Allah yang akan membebaskan mereka pada saatnya nanti. Dia sumber penolong, Dia memberikan tangan kanan-Nya. Tangan kanan menunjukkan kuasa dan otoritas Allah. Bangsa-bangsa lain akan mengenal pula siapa Allah Israel. Pengalaman itu menolong saya memahami janji Tuhan dalam kitab Yesaya. Ketika Tuhan memegang tangan saya, saya belajar bahwa Dia adalah Tuhan yang menuntun langkah kita. Ada saat-saat ketika kita begitu lelah untuk melewati persoalan hidup, tetapi Dia ingin agar kita taat untuk terus hidup dalam tuntunan-Nya dan memberi kita kemenangan. Seperti saya sangat bersukacita melihat anak kecil itu bersukacita, terlebih Tuhan kita! Dia sangat bersukacita tatkala kita mampu melewati setiap persoalan dalam tuntunan tangan kanan-Nya.

Pesannya :  HIDUP DALAM PEGANGAN TANGAN TUHAN ADALAH HIDUP PENUH KEMENANGAN.

Kamis, 26 Februari 2015

CINTA SEJATI

Bacaan: Matius 1:18-25 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama istrinya di depan umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. (Matius 1:19)

Taylor Morris menginjak pemantik alat peledak sehingga kehilangan kedua kaki dan lengannya. Danielle Kelly, tunangannya, tetap setia kepada Morris dan mau menjadi istrinya. Dengan sabar ia merawat Morris. Di tengah dunia yang makin dipenuhi cinta semu, dan meninggalkan orang dengan penderitaan demikian, Kelly memilih tindakan ekstrem, yaitu terus mencintai Morris. Cinta ekstrem Kelly tecermin dalam foto-foto yang diunggah di internet dan menarik perhatian 2, 6 juta orang. Bisa dikatakan inilah cinta sejati. Cinta sejati Yusuf tidak sekadar menarik perhatian orang, tetapi juga memberi dampak pada umat manusia. Yusuf begitu mencintai Tuhan dan Maria. Cinta Yusuf pada Maria terbukti saat Maria hamil dan Yusuf tidak mau menuntutnya menurut hukum Yahudi yang berlaku. Ia menutupinya dan mau menceraikan Maria diam-diam. Cinta Yusuf pada Tuhan terbukti dengan caranya menyikapi kehamilan Maria, ketaatannya saat Tuhan memerintahkan memperistri Maria, dan kerelaannya membayar harga, antara lain menghadapi tuduhan amoral dari masyarakat dan tidak bersetubuh dengan Maria. Cinta yang besar pada Tuhan akan memampukan kita taat menjalani rencana dan kehendak-Nya dengan tulus dan sepenuh hati. Sebagaimana Yusuf, yang akhirnya menjadi sarana, bersama dengan Maria, bagi kelahiran Yesus. Cinta kepada Tuhan akan memampukan kita untuk mencintai orang lain-pasangan, orangtua, anak-anak, tetangga, dan sebagainya. Sudahkah kita bertekad untuk mencintai dengan cinta sejati dari Tuhan?

Pesannya :  CINTA YANG MENGUBAH DUNIA ADALAH CINTA YANG MELAMPAUI STANDAR DUNIA.

Yesus kebangkitan yg hidup

Ev. Yohanes 11: 25 – 26 Suatu ketika Maria dan Marta mengirim kabar kepada Yesus bahwa Lazarus sakit keras. Yesus tidak segera datang karena menurut Yesus penyakit itu tidak mematikan (Yoh. 11:3-4). Beberapa hari kemudian Yesus datang dan menjumpai Lazarus telah berbaring di kubur selama 4 hari (Yoh. 11:17). Kata Marta: Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, Lazarus tidak akan mati. Marta seolah-olah menyatakan bahwa Yesus sudah terlambat. Yesus tidak terlambat. Dia tahu waktu yang tepat. Marta percaya, Yesus pasti dapat melakukan sesuatu bila Ia meminta kepada Allah. Yesus berkata: Saudaramu akan bangkit (Yoh. 11:20-23). Apakah Marta percaya? Dia percaya tetapi dengan makna yang berbeda. Dia percaya Lazarus akan bangkit tetapi pada akhir zaman, bukan saat itu. Dia lupa bahwa bagi Yesus tidak ada yang mustahil. Yesus kemudian berkata: ”Akulah kebangkitan dan hidup; barang siapa percaya kepadaKu ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” Marta percaya. Akhirnya, Lazarus bangkit dari kematian (Yoh. 11:44). Yesus dalam nats mengarahkan kita agar berpikir tidak dalam konteks kehidupan jasmani. Secara jasmani semua orang termasuk kita pasti akan mati. Yesus memberikan arti yang melebihi arti jasmaniah. Yesus mengarahkan kita pada kehidupan yang akan datang yaitu kehidupan yang kekal. Yesus menjamin bahwa kematian bukanlah akhir dari segala sesuatu. Kematian adalah awal kehidupan yang kekal karena di balik kematian ada kehidupan yang kekal. Hal itu hanya terjadi bila kita percaya kepada Yesus, mengakui Ia satu-satunya Juruselamat, dan melakukan kehendakNya. Kita harus mengingat hari kematian kita (memento mori) dan akan bangkit pada akhir zaman. Doa: Tuhan Yesus! Kami percaya bahwa Engkaulah kebangkitan dan hidup. Karena itu Tuhan berikanlah anugerahMu kepada kami yaitu kehidupan yang kekal. Amin. (WM)

Selasa, 24 Februari 2015

MENGANDALKAN KETAATAN KRISTUS

Bacaan: Matius 5:38-48 Akan tetapi, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dalam hal ini: Ketika kita masih berdosa, Kristus telah mati untuk kita. (Roma 5:8) 

Ketika kita diminta mendonorkan darah, mungkinkah kita sekaligus mendonorkan ginjal? Ketika seseorang menuntut mobil kita, mungkinkan kita menyerahkan sekaligus rumah kita? Ketika seseorang membunuh anak kita, mungkinkah kita mengampuninya dan menjadikannya anak angkat? Itu beberapa skenario yang melintas dalam benak saya saat membaca bagian dari Khotbah di Bukit ini. Dalam rangkaian khotbah tersebut, saya merasa Yesus sedang menaikkan standar hukum Allah setinggi-tingginya. Dengan harapan, orang yang sungguh-sungguh hendak taat tersadar, tidak mungkin ia menjalaninya dengan kemampuan dirinya sebagai manusia. Kabar gembiranya, Yesus datang untuk menggenapi hukum itu bagi kita (Rm 10:4). Dalam nas hari ini, misalnya, Dia seperti orang yang menyerahkan pipi kirinya pada yang menampar pipi kanannya, orang yang menyerahkan jubah pada yang mengingini bajunya, dan orang yang berjalan sejauh dua mil ketika dipaksa berjalan sejauh satu mil. Itulah karya Kristus bagi kita! Dan, melalui ketaatan-Nya itu, Kristus menjadi pokok keselamatan bagi orang yang beriman. Jadi, pertanyaan kita bukan lagi: Mampukah saya menaati hukum Allah? Pertanyaannya adalah: Maukah saya beriman kepada Kristus Yesus dan menerima pembenaran-Nya? Maukah saya berhenti mengandalkan kemampuan diri dalam menaati hukum Allah, dan belajar mengandalkan ketaatan-Nya yang sempurna? Bersediakah saya mempersilakan Kristus menyatakan kehidupan-Nya di dalam dan melalui diri saya?

Pesannya :  KESELAMATAN BUKANLAH BERDASARKAN KETAATAN KITA, MELAINKAN BERDASARKAN KETAATAN KRISTUS YANG SEMPURNA.

Kamis, 12 Februari 2015

DIA TAK LUPA!

Bacaan: Kejadian 40 Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya. (Kejadian 40:23)

Adik saya gembira dua kali lipat: diterima di sekolah Akitab idaman dan ada orang yang bersedia menanggung biaya studinya. Ia mengikuti kuliah dengan penuh semangat, tapi hingga bulan pertama berlalu ternyata beasiswa yang dijanjikan itu belum muncul. Ah, mungkin beliau amat sibuk, pikirnya. Namun, bulan-bulan berikutnya ternyata tak ada perubahan. Konyolnya, ketika mereka berjumpa, orang itu sama sekali tak menyinggung soal beasiswa itu! Pupuslah harapannya. Akhirnya, sang kakak yang membiayai kuliahnya sampai selesai. Orang cenderung mudah berjanji, mudah pula melupakannya. Bukan hanya dalam kasus berat seperti yang dialami Yusuf, juga dalam hal-hal sepele. Dalam hal Yusuf, syukurlah, akhirnya kepala juru minuman itu ingat lagi padanya (lihat 41:9-13) sehingga Yusuf bisa menikmati kebebasannya lagi, dan mulai menapaki keberhasilannya sebagai tangan kanan Firaun. Nah, apakah Tuhan melupakan Yusuf? Tidak. Saat Yusuf masih menjadi pegawai Potifar, tercatat empat kali ia "disertai Tuhan" (lihat 39:2, 3, 21, dan 23). Tatkala bani Israel ditindas bangsa Mesir, Allah ingat janji-Nya pada nenek moyang mereka (Keluaran 2:24, 6:4b), dan Dia bertindak! (Simak kata kerja "membebaskan", "melepaskan", "menebus", "membawa", dan "memberikan", Kel 6:5-7). Perempuan bisa saja melupakan bayinya, tetapi Dia tidak pernah melupakannya (Yes 49:15). Kalau Dia seakan tidak segera menolong kita, itu karena "waktu-Nya" dan "waktu kita" berbeda (2 Pet 3:8), bukan?
Pesan : DIA SELALU MENDENGAR, DAN PASTI MENOLONG, SESUAI DENGAN WAKTU DAN KEBIJAKSANAAN-NYA.

Rabu, 04 Februari 2015

RAJA KOK INFANTILE?

Read: 1 Raja-raja 21:1-19
“Lalu masuklah Ahab ke
dalam istananya dengan kesal
hati... Maka berbaringlah ia
di tempat tidurnya dan
menelungkupkan mukanya
dan tidak mau makan. (1
Raja-raja 21:4)”
Bible in a year: Imamat 9-10
Infantile adalah istilah Bahasa
Prancis yang artinya adalah
kenakan-kanakan. Infantile terjadi
pada orang dewasa yang bersikap
seperti anak kecil, yang apabila
kemauannya tidak dituruti, akan
ngambek, marah, tidak mau makan,
dan sebagainya.
Sikap infantile ini ditunjukkan oleh
seorang raja yang berkuasa di Israel,
yaitu Ahab. Kala itu ia mengingini
kebun anggur Nabot yang terbentang
di dekat istananya. Padahal, sebagai
raja, ia tentu dikelilingi kekayaan
berlimpah. Sementara itu, Nabot
menolak untuk menjualnya karena
kebun anggur itu merupakan pusaka
nenek moyangnya (ay. 3). Sifat
kekanak-kanakan Ahab muncul. Ia
kecewa, marah, ngambek dan tidak
mau makan. Istrinya, Izebel, dengan
segera mengambil tindakan. Ia
mengupayakan pembunuhan atas
Nabot dan merampas kebun
anggurnya. Dengan senang Ahab
bangun untuk mengambil kebun itu
(ay. 16). Namun demikian, atas
tindakan mereka berdua, ada
konsekuensi yang harus mereka
terima. Hukuman Tuhan yang
dinyatakan melalui nabi Elia tidak
main-main dan mengerikan:
"Beginilah firman Tuhan: Di tempat
anjing telah menjilat darah Nabot, di
situ jugalah anjing akan menjilat
darahmu" (ay. 19).
Sifat infantile ini sebenarnya ada
dalam diri semua orang dewasa,
entah ia orang berpangkat dan
terkenal, entah ia orang biasa. Kita
perlu waspada, terlebih dengan
kedudukan yang memungkinkan kita
bertindak sewenang-wenang. Jangan
sampai muncul sikap kekanak-
kanakan. Kiranya Tuhan
mendewasakan kita, dari hari ke
hari.

Pesan : SYUKURILAH SEMUA YANG KITA
PUNYA
TANPA RASA IRI DAN DENGKI
PADA SESAMA.

Senin, 02 Februari 2015

No Complaining

Filipi 1:12-26
"Karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini adalah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus."(Filipi 1:19)

     Begitu banyak pelayanan yang dilakukan Rasul Paulus yang membuat ia pergi dari satu kotas ke kota lain. Nyawanyapun menjadi sasaran tentara Roma dan orang yahudi membenci injil. Namun dr semua yang sudah ia lakukan, Tuhan membuat Paulus di penjara. Apakah ini adil bagi Paulus?
      Teman, Rasul Paulus gak pernah komplain pd Tuhan ketika ia dipenjara. Karena jika ia komplain sama artinya Paulus tidak mau maju, todak mau dibentuk menjadi hamba yang kuat, dan ia keluar dr skenario Tuhan yg sdh merencanakan semua hal dalam hidupnya yg nantinya akan membuat Paulus menjadi org sukses. Benar saja, Paulus adalah rasul paling populer dengan begitu banyak surat yg ia tulis dalam Perjanjian Baru. Dari suratnyalah, kita belajar banyak hal tentang keselamatan dan hidup dalam Tuhan.
     Teman, kita sering bgt komplain sama Tuhan jika keadaan kita susah sedikit. Rasanya gak adil jika hidup kita susah disaat kita setia sama Tuhan. Tetapi ingat, yang Tuhan janjikan kpd itu keselamatan bukan hidup tanpa masalah. Tuhan sendiri mengatakan, ia akan menguji kita melalui pencobaan2 yg akan kita hadapi. Dan disaat itu kita harus membuktikan apakah kita sungguh2 setia kpd Tuhan / setengah hati. Mereka yg setengah hati kpd Tuhan adalah orang2 yg rajin beribadah tetapi tdk mau mengalami masa2 sukar. Ikut Yesus sama dengan pikul salib. Gak ada jaminan hidup tanpa masalah yg ada hanyalah jaminan keselamatan dan sukacita di dalam Kristus.

Pray it : Tuhan, kuatkan kami untuk melalui masa2 sukar dalam hidup kami dan ajar kami untuk tidak protes karena keadaan kami.

About it : jangan protes hanya karena melalui masa2 sukar.

God Bless :))