@thebiblesay

Rabu, 19 September 2012

Ketulusan dan Kasih

Disuatu daerah, ada sebuah keluarga yang hidup sangat sederhana bahkan bisa dibilang keluarga ini tidak mampu.
Keluarga itu terdiri dari sepasang suami-istri dan 2 orang anak.
Sally yang baru berumur 8 tahun ketika dia mendengar ayah dan ibunya berbicara tentang kakaknya Georgi.
Kakaknya sakit keras dan mereka telah melakukan semuanya untuk menyelamatkan nyawanya.
Hanya pengobatan yang sangat mahal yang dapat menolongnya sekarang tapi itu tidak mungkin karena kesulitan keuangan keluarga tersebut.
Sally mendengar ayahnya berkata, hanya mukjizat yang dapat menyelamatkan kakaknya.
Lalu, Sally masuk ke kamarnya dan mengambil celengan yang disimpannya, menjatuhkannya ke lantai dan menghitungnya dengan hati-hati.
3 kali dihitungnya hingga benar-benar yakin tidak salah menghitung jumlah uangnya.
Dia memasukkan uang koin tersebut ke dalam saku sweaternya dan menyelinap meninggalkan rumahnya untuk menuju ke sebuah toko obat.
Dengan penuh kesabaran, ditunggunya si apoteker yang tengah sibuk berbicara dengan seorang pria.
Si apoteker tidak melihatnya karena dia begitu kecil. 
Hal itu membuat Sally bosan dan dia menghentak-hentakan kakinya ke lantai untuk membuat kebisingan.
Akhirnya si Apoteker melihat Sally dan dia keluar menemui Sally.  “Apa yang kau mau?”  tanya si apoteker dengan keras.
“Baik, saya ingin berbicara tentang kakak saya,” Sally menjawab dengan nada yang sama “Dia sakit, dan saya ingin membeli mukjizat.”
“Maaf, apa yang kamu katakan?” kata si apoteker.
Ayah saya berkata hanya mukjizat yang dapat menyelamatkan kakak saya, nah sekarang  berapa harga mukjizat itu ?” Kata Sally. Matanya mulai berkaca-kaca tanda ia ingin menangis.
“Kami tidak menjual mukjizat di sini, anak kecil. Saya tidak dapat menolongmu.” Kata si apoteker
“Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya jd katakan saja berapa harganya,”  kata Sally dengan lantang dan dia mulai menitihkan air mata.
Seorang pria berpakaian rapi duduk jongkok di hadapan Sally dan bertanya,”Mukjizat jenis apa yang dibutuhkan saudaramu?"
 “Saya tidak tahu,” jawab Sally. Airmatanya semakin 'deras' mengalir di pipinya
"Yang saya tahu, dia benar-benar sakit dan ayah saya berkata hanya mujizat yang dapat menyembuhkannya.” Kata Sally
“Berapa banyak uang yang kamu punya?” tanya pria itu.
“Satu dollar 11 sen,”  jawabnya dengan bangga. “Dan inilah semua uang yang  saya punyai didunia ini.”
"1 dollar 11 sen? Harga yang tepat untuk sebuah mukjizat." Kata pria itu sambil tersenyum kepada Sally
Dia mengambil uang itu, lalu dengan tangan yang satunya membimbing tangan anak kecil itu sambil berkata ”Bawa aku ketempat kamu tinggal, aku ingin bertemu dengan kakak dan orangtuamu”
Ternyata, Pria berpakaian rapih itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang spesialis bedah.
Dia terharu pada perjuangan Sally kecil yang masih 8 tahun dalam mencari mujizat dengan uang celengannya.
Dr. Carlton Armstrong merasa tergerak oleh belas kasihan untuk membantu operasi bedah dalam penyembuhan kakak Sally.
Operasi berjalan sempurna dan Georgi, kakak Sally diselamatkan.
Operasi yg luar biasa dan ajaib krn keluarga Sally tidak perlu mengeluarkan uang selain tabungan Sally yg diberikan kepada dokter itu 

TAMAT







Alkitab mengubahkan kepribadian mu

Ada seorang laki-laki tua yang tinggal di sebuah perkebunan di sebelah timur Pegunungan Kentucky.
Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian sambil membaca Alkitab.
Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan mencoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.
Suatu hari si cucu bertanya pada kakeknya.
"Kakek, aku coba membaca Alkitab sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Alkitab jika tak memahami maknanya ?"
Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, menjawab pertanyaan sang cucu.
“Cobalah ambil sebuah keranjang batu yang kotor itu dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”
Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah.
Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali “
Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi.
Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.
Dengan terengah2 dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air & dia mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.
Kakeknya mengatakan : ”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ”
Dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi.
Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin tapi air tetap akan habis sebelum sampai di rumah.
Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin.
Tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi.
Dengan terengah-engah, ia berkata : ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”
Sang kakek menjawab : ”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu.”
Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda.
Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam.
”Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Alkitab? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadarinya kamu akan berubah, luar dan dalam. Amin cucu?"
Dengan senyum cucu ini berkata: "Amin kakek! Terimakasih atas pencerahannya kek.“

TAMAT







Minggu, 02 September 2012

Mencintai dengan tanpa syarat

Disuatu daerah di Jakarta, ada sepasang suami-istri yang hidup bahagia.
Sang suami yang bernama Vincent begitu menyayangi istrinya yang bernama Ellen. Ellen pun begitu mencintai suaminya itu :)
Di awal pernikahannya ini, mereka sangat romantis sehingga banyak pasangan suami istri lain yang ingin seperti mereka :)
Namun...
Setelah beberapa tahun kemesraan mereka sudah mulai pudar.
Vincent dan Ellen jadi lebih sering bertengkar.
Pada usia 5 Tahun pernikahan Vincent dan Ellen. Mereka mengalami masa yang sulit.
Semakin hari, semakin tidak ada kecocokan diantara mereka. Mereka bertengkar hanya karena hal-hal yang kecil.
Karena Ellen lambat membukakan pagar saat Vincent pulang kantor.
Karena meja di sudut ruang keluarga yang Ellen beli tanpa membicarakannya dengan Vincent, bagi Vincent, hal itu hanya membuang uang saja.
Pada tanggal 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Mereka bertengkar karena Ellen telat membangunkan suaminya itu.
Vincent kesal dan tak mengucapkan selamat ulang tahun pada Ellen, kecupan dikening yg biasa dilakukan dihari ulang tahunnya tak lagi lakukan.
Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungi Vincent untuk meminta suaminya itu segera pulang dan makan malam bersamanya.
Namun permintaan Ellen tidak dihiraukan Vincent.
Jam menunjukkan pukul 10 malam, Vincent merapikan meja kerjanya dan beranjak pulang.
Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet.
Vincent benar-benar dibuat kesal oleh keadaan.
Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuat Vincent semakin kesal!
Akhirnya Vincent sampai juga di rumah pukul 12 malam, 2 jam perjalanan ditempuh yang biasanya hanya butuh waktu 1 jam untuk sampai di rumah.
Dilihatnya Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat dia berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya.
“Ia sungguh cantik” kata Vincent dalam hati
“Wanita yg menjalin hubungan denganku selama 7 tahun sejak SMA yg kini telah kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik” Kata Vincent
Vincent menghela nafas dan meninggalkannya pergi, Vincent ingat kalau dia sedang kesal sekali dengan istrinya.
Vincent langsung masuk ke kamar. Di meja rias istrinya, Vincent melihat sebuah buku, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istrinya.
Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu.
Sejak sebelum menikah, tak pernah Ellen ijinkan Vincent membukanya.
"Inilah Saatnya!" Kata Vincent dalam hati.
Vincent tak mempedulikan Ellen, diraihnya buku coklat itu dan dibukanya halaman demi halaman secara acak.
4 Februari 1996. "Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku."
Vincent tersenyum karena Ellen yakin sekali kalau Vincent lah yang akan menjadi suaminya.
6 September 2001. "Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain hati..." Melihat itu jantung Vincent serasa mau berhenti"
23 Okt 2001. "Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk Vincent atas candle light dinner di hari ultah seorang wanita bernama Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui."
Jantung Vincent benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat dekat dengan Vincent disaat usia hubungan Vincent dengan Ellen 5 tahun.
Melly, yang karenanya Vincent hampir saja mau memutuskan hubungannya dengan Ellen karena kejenuhannya.
Vincent telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan.
Dan Vincent memutuskan untuk tetap setia kepada Ellen. Vincent sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui hubungannya dengan Melly.
4 Januari 2002. "Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu."
"Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah berkata apapun atau menangis dihadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya..."
"...Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya." Kata Vincent dlm hati
Nafas Vincent sesak, dia tak mampu membayangkan apa yang Ellen rasakan saat itu.
14 Feb 2002. "Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6. Tuhan apa yang harus kulakukan? Beri aku tanda untuk keputusan yg harus kuambil"
14 Februari 2003. "Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!"
18 Juli 2005 "Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku"
7 April 2006. "Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Vincent belum pulang"
Vincent mulai menangis sambil berkata "Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya."
Jam itu adalah jam kesayangan Vincent yang dipakainya sampai hari ini, tak disadarinya bahwa Ellen membelikannya dengan susah payah.
15 November 2007. "Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu.. Tuhan, bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah untuk Vincent"
Vincent tak dapat lagi menahan tangisannya, Ellen tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah untuknya.
Ya, ia memang membelinya di malam Natal dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.
Vincent sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. "Ellen sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat" Katanya
Vincent berlari keluar kamar, dikecup kening Ellen dan ia terbangun. "Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun.”
TAMAT


Efesus 5:31  Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. 
(1 Korintus 13:4-7)