Ingatlah kepada seluruh perjalanan ... dengan maksud merendahkan hatimu dan ... mengetahui apa yang ada dalam hatimu .... (Ulangan 8:2)
Perjalanan selalu mengajarkan sesuatu kepada kita. Saat mendaki gunung bersama teman-teman pemuda dan remaja, saya belajar satu hal: bawalah logistik dan istirahatlah yang cukup! Kami berangkat dengan peralatan seadanya: tanpa tenda, lupa membawa kaus kaki penghangat, pisau, dan peralatan makan, dan makanan pun sedikit. Menjelang turun gunung, yang tersisa hanyalah sebungkus mi instan yang harus dibagi dengan beberapa orang dan sepotong roti. Akhirnya, baru sepertiga perjalanan, energi saya sudah terkuras habis.
Perjalanan bangsa Israel melalui padang gurun yang berat selama empat puluh tahun juga mengajarkan sesuatu kepada mereka. Mereka menghadapi terik matahari, berbagai masalah logistik, musuh, dan rintangan karena Allah ingin merendahkan hati mereka dan mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka, apakah mereka taat pada perintah-Nya atau tidak (Ulangan 8:2). Selama perjalanan itu hati yang bebal menjadi mau mengikuti nasihat-Nya. Hati yang tertutup menjadi mau kembali mendengarkan suara-Nya. Hati yang angkuh menjadi mau taat dan berserah.
Apakah saat ini Anda sedang berada di padang gurun kehidupan yang gersang dan berdebu? Di gunung tinggi terjal yang penuh ancaman bahaya? Atau di samudra luas, terombang-ambing tak menentu? Perjalanan kehidupan akan mengajarkan sesuatu kepada Anda. Pertanyaannya, ketika perjalanan menjadi terasa berat dan penuh duka, apakah yang ada di dalam benak Anda? Apakah Anda tetap berpegang pada perintah-Nya?—HTP
Perjalanan bangsa Israel melalui padang gurun yang berat selama empat puluh tahun juga mengajarkan sesuatu kepada mereka. Mereka menghadapi terik matahari, berbagai masalah logistik, musuh, dan rintangan karena Allah ingin merendahkan hati mereka dan mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka, apakah mereka taat pada perintah-Nya atau tidak (Ulangan 8:2). Selama perjalanan itu hati yang bebal menjadi mau mengikuti nasihat-Nya. Hati yang tertutup menjadi mau kembali mendengarkan suara-Nya. Hati yang angkuh menjadi mau taat dan berserah.
Apakah saat ini Anda sedang berada di padang gurun kehidupan yang gersang dan berdebu? Di gunung tinggi terjal yang penuh ancaman bahaya? Atau di samudra luas, terombang-ambing tak menentu? Perjalanan kehidupan akan mengajarkan sesuatu kepada Anda. Pertanyaannya, ketika perjalanan menjadi terasa berat dan penuh duka, apakah yang ada di dalam benak Anda? Apakah Anda tetap berpegang pada perintah-Nya?—HTP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar