@thebiblesay

Rabu, 06 Agustus 2014

Berdoa Kok Terpaksa

Yakobus 2:23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah”

                Ketika kita bertemu dengan kawan karib, kita bisa menghabiskan berjam-jam ngobrol. Tidak pernah sedikit-sedikit liat jam untuk menghitung sudah berapa lama ngobrol dengan sahabat kita itu. Gak pernah kekurangan kata-kata dan gak pernah mati gaya saat ngobrol. Yaa, pasti kita sangat menikmati waktu-waktu itu. Beda cerita jika kita harus ngobrol karena ditugasi untuk menemui tamu penting. Ngobrol gak jelas dan pasti sering mati gaya. Sedikit-sedikit liat jam mengeluh kapan “tugas ngobrol” ini selesai. Pasti kita tersiksa jika kita harus mengobrol karena basa basi, formalitas, dan karena sebuah tugas.

                Ketika merenungkan hal sederhana tersebut, kita bisa membayangkan betapa sedihnya Tuhan jika doa kita tidak lahir dari hati yang rindu dan haus akan hadirat-Nya. Doa seharusnya merupakan waktu yang indah dan menyenangkan bersama Tuhan, bukan saat yang membosankan. Doa seharusnya seperti dua orang sahabat karib yang menikmati kebersamaan mereka. Bukan karena “tugas” sebagai orang Kristen. Bukan seperti prajurit yang “wajib lapor” kepada komandannya.

                Mintalah karunia Tuhan agar kita dapat menikmati waktu-waktu doa kita. Apakah kita tidak menginginkan jam-jam doa kita seperti Abraham yang terlihat begitu karibnya dengan Tuhan. Tak heran kalau Tuhan menyebutnya sebagai sahabat-Nya. Jam-jam doa kita seperti Daud, doa yang penuh gairah dan penuh kehausan untuk menikmati hadirat-Nya. Semua itu bisa kita lakukan disaat doa kita terlahir dari hati. Doa yang bukan karena keterpaksaan tapi karena sebuah kerinduan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar