@thebiblesay

Minggu, 02 September 2012

Mencintai dengan tanpa syarat

Disuatu daerah di Jakarta, ada sepasang suami-istri yang hidup bahagia.
Sang suami yang bernama Vincent begitu menyayangi istrinya yang bernama Ellen. Ellen pun begitu mencintai suaminya itu :)
Di awal pernikahannya ini, mereka sangat romantis sehingga banyak pasangan suami istri lain yang ingin seperti mereka :)
Namun...
Setelah beberapa tahun kemesraan mereka sudah mulai pudar.
Vincent dan Ellen jadi lebih sering bertengkar.
Pada usia 5 Tahun pernikahan Vincent dan Ellen. Mereka mengalami masa yang sulit.
Semakin hari, semakin tidak ada kecocokan diantara mereka. Mereka bertengkar hanya karena hal-hal yang kecil.
Karena Ellen lambat membukakan pagar saat Vincent pulang kantor.
Karena meja di sudut ruang keluarga yang Ellen beli tanpa membicarakannya dengan Vincent, bagi Vincent, hal itu hanya membuang uang saja.
Pada tanggal 27 Agustus adalah ulang tahun Ellen. Mereka bertengkar karena Ellen telat membangunkan suaminya itu.
Vincent kesal dan tak mengucapkan selamat ulang tahun pada Ellen, kecupan dikening yg biasa dilakukan dihari ulang tahunnya tak lagi lakukan.
Malam sekitar pukul 7, Ellen sudah 3 kali menghubungi Vincent untuk meminta suaminya itu segera pulang dan makan malam bersamanya.
Namun permintaan Ellen tidak dihiraukan Vincent.
Jam menunjukkan pukul 10 malam, Vincent merapikan meja kerjanya dan beranjak pulang.
Hujan turun sangat deras, sudah larut malam tapi jalan di tengah kota Jakarta masih saja macet.
Vincent benar-benar dibuat kesal oleh keadaan.
Membayangkan pulang dan bertemu dengan Ellen membuat Vincent semakin kesal!
Akhirnya Vincent sampai juga di rumah pukul 12 malam, 2 jam perjalanan ditempuh yang biasanya hanya butuh waktu 1 jam untuk sampai di rumah.
Dilihatnya Ellen tertidur di sofa ruang keluarga. Sempat dia berhenti di hadapannya dan memandang wajahnya.
“Ia sungguh cantik” kata Vincent dalam hati
“Wanita yg menjalin hubungan denganku selama 7 tahun sejak SMA yg kini telah kunikahi selama 5 tahun, tetap saja cantik” Kata Vincent
Vincent menghela nafas dan meninggalkannya pergi, Vincent ingat kalau dia sedang kesal sekali dengan istrinya.
Vincent langsung masuk ke kamar. Di meja rias istrinya, Vincent melihat sebuah buku, buku coklat tebal yang dimiliki oleh istrinya.
Bertahun-tahun Ellen menulis cerita hidupnya pada buku coklat itu.
Sejak sebelum menikah, tak pernah Ellen ijinkan Vincent membukanya.
"Inilah Saatnya!" Kata Vincent dalam hati.
Vincent tak mempedulikan Ellen, diraihnya buku coklat itu dan dibukanya halaman demi halaman secara acak.
4 Februari 1996. "Terima kasih Tuhan atas pemberianMu yang berarti bagiku, Vincent, pacar pertamaku yang akan menjadi pacar terakhirku."
Vincent tersenyum karena Ellen yakin sekali kalau Vincent lah yang akan menjadi suaminya.
6 September 2001. "Tak sengaja kulihat Vincent makan malam dengan wanita lain sambil tertawa mesra. Tuhan, aku mohon agar Vincent tidak pindah ke lain hati..." Melihat itu jantung Vincent serasa mau berhenti"
23 Okt 2001. "Aku menemukan surat ucapan terima kasih untuk Vincent atas candle light dinner di hari ultah seorang wanita bernama Melly. Siapakah dia Tuhan? Bukakanlah mataku untuk apa yang Kau kehendaki agar aku ketahui."
Jantung Vincent benar-benar mau berhenti. Melly, wanita yang sempat dekat dengan Vincent disaat usia hubungan Vincent dengan Ellen 5 tahun.
Melly, yang karenanya Vincent hampir saja mau memutuskan hubungannya dengan Ellen karena kejenuhannya.
Vincent telah memutuskan untuk tidak bertemu dengan Melly lagi setelah dekat dengannya selama 4 bulan.
Dan Vincent memutuskan untuk tetap setia kepada Ellen. Vincent sungguh tak menduga kalau Ellen mengetahui hubungannya dengan Melly.
4 Januari 2002. "Aku dihampiri wanita bernama Melly, Ia menghinaku dan mengatakan Vincent telah selingkuh dengannya. Tuhan, beri aku kekuatan yang berasal daripadaMu."
"Bagaimana mungkin Ellen sekuat itu, ia tak pernah berkata apapun atau menangis dihadapanku setelah mengetahui aku telah menghianatinya..."
"...Aku tahu Melly, dia pasti telah membuat hati Ellen sangat terluka dengan kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya." Kata Vincent dlm hati
Nafas Vincent sesak, dia tak mampu membayangkan apa yang Ellen rasakan saat itu.
14 Feb 2002. "Vincent melamarku di hari jadi kami yang ke-6. Tuhan apa yang harus kulakukan? Beri aku tanda untuk keputusan yg harus kuambil"
14 Februari 2003. "Hari minggu yang luar biasa, aku telah menjadi Nyonya Alexander Vincent Winoto. Terima kasih Tuhan!"
18 Juli 2005 "Pertengkaran pertama kami sebagai keluarga. Aku harap aku tak kemanisan lagi membuatkan teh untuknya. Tuhan, bantu aku agar lebih berhati-hati membuatkan teh untuk suamiku"
7 April 2006. "Vincent marah padaku, aku tertidur pulas saat ia pulang kantor sehingga ia menunggu di depan rumah agak lama. Seharian aku berada mall mencari jam idaman Vincent, aku ingin membelikan jam itu di hari ulang tahunnya yang tinggal 2 hari lagi. Tuhan, beri kedamaian di hati Vincent agar ia tidak marah lagi padaku, aku tak akan tidur di sore hari lagi kalau Vincent belum pulang"
Vincent mulai menangis sambil berkata "Ellen mencoba membahagiakanku tapi aku malah memarahinya tanpa mau mendengarkan penjelasannya."
Jam itu adalah jam kesayangan Vincent yang dipakainya sampai hari ini, tak disadarinya bahwa Ellen membelikannya dengan susah payah.
15 November 2007. "Vincent butuh meja untuk menaruh kopi di ruang keluarga, dia sangat suka membaca di sudut ruang itu.. Tuhan, bantu aku menabung agar aku dapat membelikan sebuah meja, hadiah untuk Vincent"
Vincent tak dapat lagi menahan tangisannya, Ellen tak pernah mengatakan meja itu adalah hadiah untuknya.
Ya, ia memang membelinya di malam Natal dan menaruhnya hari itu juga di ruang keluarga.
Vincent sudah tak sanggup lagi membuka halaman berikutnya. "Ellen sungguh diberi kekuatan dari Tuhan untuk mencintaiku tanpa syarat" Katanya
Vincent berlari keluar kamar, dikecup kening Ellen dan ia terbangun. "Maafkan aku Ellen, Aku mencintaimu, Selamat ulang tahun.”
TAMAT


Efesus 5:31  Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. 
(1 Korintus 13:4-7)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar