Mulai dari SMP, Femerio mengenal narkoba
dan juga menggunakannya. Sikap dan perilakunya menjadi keluar batas
hingga dikeluarkan dari sekolah. Hingga dirinya beranjak dewasa, narkoba membuatnya menghindari kuliah dan menguras habis dana kuliahnya.
Femerio menggunakan narkoba jenis Putaw.
Jenis yang membuatnya tidak bisa mengerjakan apapun, sulit
berkonsentrasi dan memahami pelajaran. Namun dapat menambah kepercayaan
dirinya begitu tinggi. “Kalau sudah mendapat barang itu (putaw) lebih percaya diri,” ungkapnya.
Kenakalannya bertambah seiring dengan kebutuhannya terhadap putaw.
Rasa ketagihan ini menyebabkannya harus membeli barang tersebut melalui
benda-benda berharga dirumahnya. Mencuri, memalak dan mengutil barang
diluar rumah menjadi salah satu kegiatan buruknya.
Dikala pergaulannya yang buruk diluar, kondisi dirumah pun diwarnai pertengkaran oleh kedua orangtuanya. Femerio
pun mengakui jika saat itu, ada rasa kasihan terhadap kedua
orangtuanya. Namun kelemahan tubuhnya, mengalahkan rasa kasihannya.
Pendekatan secara keras dan lembut yang dilakukan oleh orangtuanya
untuk menyembuhkan dirinya, tidak membuat Femerio berubah.
Bahkan karena nilainya sangat buruk di kampus, dirinya terpaksa
dikeluarkan. Hal yang membuat sang Ibu berdoa keras kepada Tuhan.
Titik balik dalam dirinya terjadi pada sebuah situasi. Femerio berkenalan dengan seorang pria yang diakuinya sebagai seorang homoseksual. Pria itu mengajak Femerio
berkunjung kerumahnya yang kemungkinan akan mengajaknya untuk melakukan
aktivitas seksual. Ternyata kejadian tersebut membuatnya tersadar bahwa
dirinya telah masuk kedalam situasi yang telah jauh melenceng dari
kesadaran yang sesungguhnya.
Bahkan sang Ibu pun merelakannya, jika dirinya meninggal duni akibat perilakunya yang tidak berubah tersebut. Femerio
pun menyadari bahwa kelakuannya telah menyakiti hati orangtua terutama
sang Ibu. Hingga dirinya berkata pada Ibunya bahwa hanya Tuhan saja
yang bisa dan dapat menyembuhkannya. Satu kondisi yang bahkan Femerio terkejut bahwa dirinya mengatakan hal tersebut.
Keinginan yang kuat untuk berhenti dari narkoba,
ditambah rasa muaknya terhadap kehidupannya saat itu, membuatnya
mencoba untuk mengisolasi diri dikamar selama 5 hari untuk menjauhkan
diri dari narkoba. “Dia (Femerio) menyatakan ingin sembuh, dia sudah capek. Ya itu harapan buat Kami (orangtua) dan Kami percaya. Darisitu juga kami keluarga melakukan mezbah doa, setiap malam untuk kesembuhan Rio,” ungkap Ayahnya.
Lima hari dijalaninya untuk keluar dari narkoba,
dirinyapun memasuki panti rehabilitasi. “Pertama kali terlintas tuh,
saya merasa diterima kembali. Ada para pembina yang memberikan
kasihnya,” ungkap Rio.
Namun,
ujian dan cobaan terhadap dirinya, nampaknya tidak berhenti.
Hubungannya dengan kekasihnya telah melampaui batas, sehingga
kekasihnya mengandung anak darinya. Tentu hal ini menjadi sumber
kekecewaan bagi kedua belah pihak orangtua.
Tiadanya komunitas yang membangun dikala rasa frustasinya yang memuncak, membuatnya kembali ke temannya para pemakai narkoba. Dirinya ikut memakai narkoba, namun tidak ada efek apapun dari narkoba itu. Semua terasa hambar dan tidak berpengaruh terhadap tubuhnya.
“Sekali
waktu, Tuhan berbicara lewat Yesaya 53. apa yang harusnya kita
tanggung. Tapi Yesus mau untuk menanggungnya. Karena Yesus tau kita
tidak mampu menanggungnya. Makanya Dia yang tanggung itu semua. Saya
ingat pertama kali dibilang, Disaat semua orang ninggalin kamu, justru
Aku datang menyambut kamu. Ini ada satu sosok yang nggak pernah
ninggalin, yang selalu menyertai saya didalam kegelapan. Dan saya
memilih untuk berjalan bersama Tuhan.” Ungkap Rio.
Semuanya
berubah, Rio pun kembali memasuki perkuliahan. Karena kerja kerasnya
dirinya menjadi lulusan terbaik di kampusnya. “Bangga dengan dia, juga
dalam kehidupan dia, ya jauhlah sekarang,” ungkap sang Ayah.
“Ketika
kita mengalami kasih Tuhan, Kita mengalami perubahan. Meninggalkan cara
hidup yang lama. Dan kita bisa membawa dampak buat keluarga. Kelihatannya nggak wah, cuman itulah kelembutan Tuhan. Dia gak show off, tapi sebenarnya kita sedang mengalami mukjizat itu sendiri.” Ungkap Femerio.
Sumber kesaksian : Femerio
Tidak ada komentar:
Posting Komentar