@thebiblesay

Rabu, 13 Agustus 2014

Teguran Kasih

1 Korintus 13:6 “Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran”

                Bagaimana cara anda menunjukkan kasih kepada orang lain? Mungkin anda akan mengatakan dengan berbuat baik, ramah, sabar, menolong, atau menyenangkan hati orang lain. Tidak ada yang salah dengan jawaban tersebut. Bagaimana kalau menunjukkan kasih dengan teguran? Apakah itu masih bisa disebut tindakan kasih? Ada sebuah cerita pendek. Ada seorang wanita bernama Meli sedang berbelanja di supermarket, Meli hampir dirugikan karena kasir dengan sengaja tidak memberi struk belanjaannya. Meski beberapa pembeli lain sedang mengantre di belakangnya, Meli memberanikan diri untuk kembali meminta struk dan mengeceknya. Ternyata dia mendapatkan diskon yang jumlahnya cukup besar seperti tertera di struk. Akhirnya Meli menegur kasir tersebut dan menerima haknya.

                Sederhana bukan? Namun, bagaimana jika puluhan atau ratusan pelanggan lain, dengan alasan “maklum” sehinggga tidak mau “merepotkan” kasir meminta hak mereka? Ada dua kemungkinan, pertama kita bakal merasa sudah mengasihi karena mengerti kesibukan kasir (kalau mau jujur sebenarnya kita yang gak mau repot). Kedua, kasir akan tenggelam dalam dosanya karena semua bertoleransi padanya. Kita tidak repot, kasir juga senang. Bukankah itu gambaran yang sering terjadi dalam hidup kita?

                Mengasihi tidak selalu identic dengan menyenangkan hati orang lain. Paulus menulis “Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran”. Menyatakan kesalahan memang sulit apalagi pada orang terdekat. Alasannya kita tidak mau merusak hubungan. Dengan dalih menjaga hubungan, kita memilih untuk “main aman” tapi sebenarnya itu mencelakakan orang tersebut. Ingatlah bahwa berani menegur untuk sebuah kebenaran dan kebaika adalah tanda kita mengasihi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar