Apa yang paling dinanti seorang wanita yang baru saja menikah ? Sudah pasti jawabannya adalah : k-e-h-a-m-i- l-a-n. Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali benih dalam kandungannya...Menangis, tertawa, sedih dan bahagia tak berbeda baginya, karena ia lebih mementingkan apa yang dirasa si kecil di perutnya.
Seringkali ia bertanya: "menangiskah ia?" "Tertawakah ia?" "Sedihkah atau bahagiakah ia di dalam sana?" Bahkan ketika waktunya tiba, tak ada yang mampu menandingi cinta yang pernah diberikannya.
Ketika itu adalah kematian pun akan dipertaruhkannya asalkan generasi penerusnya itu bisa terlahir ke dunia.
Rasa sakit pun sirna, ketika mendengar tangisan pertama si buah hati, tak peduli darah dan keringat yang terus bercucuran. Detik itu, sebuah episode cinta yang baru saja berputar....Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain anaknya, Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusikan bersama rekan sekerja, teman sejawat, kerabat maupun keluarga, kecuali anaknya...Ketika si kecil baru saja berucap "Ma?" segera ia mengangkat telepon untuk mengabarkan ke semua yang ada di daftar teleponnya. Saat baru pertama berdiri, ia pun berteriak histeris, antara haru, bangga dan sedikit takut si kecil terjatuh dan terluka.
Hari pertama sekolah adalah saat pertama kali matanya menyaksikan langkah awal kesuksesannya. Meskipun disaat yang sama, pikirannya terus menerawang dan bibirnya tak lepas berdoa. Berharap sang suami tak terhenti rezekinya agar langkah kaki kecil itu pun tak terhenti di tengah jalan.
"Demi anak", "Untuk anak", menjadi alasan utama ketika ia berada di pasar berbelanja keperluan si kecil.,, Saat ia berada di pesta seorang kerabat atau keluarga dan membungkus beberapa potong makanan dalam tissue. <--- Mama mimin banget nih :'''') hahaha :D
Ia selalu mengingat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya...Padahal, baru kemarin sore ia membeli baju si kecil, Meskipun, terkadang ia harus berhutang. Lagi-lagi atas satu alasan, "Demi anak." Di saat pusing pikirannya mengatur uang yg terbatas, periksalah catatannya. Di kertas itu tertulis: 1. Beli susu anak; 2. Uang sekolah anak.
Nomor urut selanjutnya baru kebutuhan yang lain. Tapi jelas di situ, kebutuhan anak senantiasa menjadi prioritasnya..Bahkan, tak ada beras di rumah pun tak mengapa, asalkan susu si kecil tetap terbeli..Takkan dibiarkan si kecil menangis, apa pun akan dilakukan agar senyum dan tawa riangnya tetap terdengar. :'''''''''''''''(
Ia menjadi guru yang tak pernah digaji.
Ia menjadi pembantu yang tak pernah dibayar.
Ia menjadi pelayan yang sering lupa dihargai. Dan ia menjadi babby sitter yang paling setia.
Sesekali ia menjelma menjadi puteri salju yang bernyanyi merdu menunggu suntingan sang pangeran.
Keesokannya ia rela menjadi kuda yang meringkik, berlari mengejar dan menghalau musuh agar tak mengganggu anaknya. Atau ketika ia dengan lihainya menjadi seekor kelinci yang melompat-lompat mengelilingi kebun, mencari wortel untuk makan sehari-hari...Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin didengarnya dari kisah-kisah yang tak pernah absen didongengkannya...Kantuk dan lelah tak lagi dihiraukan, walau harus menyamarkan suara menguapnya dengan auman harimau. Atau berpura-pura si nenek sihir terjatuh dan mati sekadar untuk bisa memejamkan mata barang sedetik.
Namun, si kecil belum juga terpejam dan memintanya menceritakan dongeng ke sekian Dalam kantuknya, ia pun terus mendongeng. Tak ada yang dilakukannya di setiap pagi sebelum menyiapkan sarapan anak-anak yang akan berangkat ke sekolah. Tak satu pun yang paling ditunggu kepulangannya selain suami dan anak-anak tercinta. Serta merta kalimat, "sudah makan belum?" tak lupa terlontar. Pertanyaan itu masih terus ada meskipun sekarang anaknya sudah menjadi orang dewasa yg bisa saja membeli makan siangnya sendiri di Sekolah .
Hari ketika si anak yg telah dewasa itu mampu mengambil keputusan terpenting dalam hidupnya untuk menentukan jalan hidup bersama pasangannya..Siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya, telah menjadi samudera air mata dalam sekejap.
Langkah beratnya ikhlas mengantar buah hatinya ke kursi pelaminan...Ia menangis melihat anaknya tersenyum bahagia dibalut gaun pengantin. Di saat itu, ia pun sadar, buah hati yang bertahun-tahun menjadi kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya miliknya. Ada satu hati lagi yang tertambat, yang dalam harapnya ia berlirih, "Masihkah kau anakku?" Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara tentang usianya. Ia pun sadar bahwa sebentar lagi masanya kan berakhir.
Hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirnya, "Kalo mama udah ga ada, kamu jangan sedih, mama ingin kamu bahagia selalu". :''''''(
Sejak kecil ibu telah mengajarkan arti cinta sebenarnya. Ibulah "Sekolah cinta", Ibulah sekolah yang hanya punya satu mata pelajaran, yaitu "cinta". Sekolah yang hanya punya satu guru yaitu "pecinta". Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama: "anakku tercinta."
=TAMAT=
The great story of Mom....
BalasHapusThank's God and thank's mimin for the great story of mom.....
Saya sangat merindukan mamah, mamah sudah tenang di surga, penyakitmu sudah hilang mamah.....
BalasHapusSemangat dan nasihatmu selalu terus aku ingat dan jalani, thx mamah....
I love u mom,,,:)
BalasHapusthx God for love....:)